REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- PT Veritra Sentosa International (Paytren) resmi meluncurkan uang elektronik atau Paytren e-money. Hal itu dilakukan setelah akhirnya mendapat izin dari Bank Indonesia pada 22 Mei lalu.
Pemilik Paytren Ustadz Yusuf Mansur menyatakan, dengan e-money ini, Paytren akan semakin mengembangkan bisnisnya. "Insya Allah dengan e-money ini, saya nggak bohong, karena sebelum lebaran kita pun sudah ikut membeli saham BRI Syariah. Sekarang waktunya untuk membuktikan," tegasnya di sela Peluncuran Paytren e-money, di Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Quran, di Tangerang, Jumat, (1/6).
Menurutnya, potensi bisnis e-money sangat besar. Bahkan, pascapeluncuran ini, Yusuf memprediksi dana kelola Paytren bakal mencapai Rp 30 triliun per bulan.
"Sebelum disuspen oleh BI, dana kelola Paytren sudah ada Rp 2,3 triliun," katanya. Maka ke depan, bila pengguna Paytren e-money mencapai 60 juta orang, dana kelolanya bisa menembus Rp 120 triliun per bulan.
"Jadi jangan aneh kalau nanti ada berita, Paytren membeli Alibaba tidak ada yang mustahil," tutur Yusuf.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menilai, Paytren merupakan salah satu motor percepatan inklusi keuangan. Pasalnya, kata dia, pada 2014 pengguna Paytren sebanyak 96 juta namun di 2017 sudah meningkat menjadi 130 juta.
"Ini mendukung target inklusi keuangan Indonesia tahun depan yang 75 persen. Dari sisi infrastruktur juga tidak masalah karena jaringan ponsel serta 4G di Indonesia saat ini sudah lebih dari 75 persen," ujar Rudiantara saat ditemui di lokasi Peluncuran Paytren e-money.
Lebih lanjut, ia mengucapkan selamat kepada Yusuf Mansur atas diterbitkannya uang elektronik tersebut. "Mudah-mudahan izin yang diterbitkan (oleh BI) di bulan Ramadhan, memberi berkah usaha bagi Ustadz Yusuf Mansur," tambahnya.