Jumat 01 Jun 2018 09:35 WIB

Sandiaga Harap Paytren dan Tamasia Jadi Unicorn Baru

Sandiaga mengajak Tamasia dan Paytren berkolaborasi.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Andi Nur Aminah
Sandiaga Uno
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sandiaga Uno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berharap Paytren dan Tamasia menjadi perusahaan startup dengan valuasi di atas satu miliar dolar AS (Unicorn) baru dari Indonesia. Apalagi, keduanya konkret menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.

Dalam Milad Tamasia, Sandiaga Uno menyatakan ingin Tamasia dan Paytren jadi Unicorn baru dari Indonesia. Dalam satu tahun, Tamasia berhasil memiliki 3.000 reseller dan 50 ribu pengguna aplikasi. Itu merupakan pertumbuhan yang bagus dan konkret menciptakan lapangan kerja.

Ia berharap kinerja Tamasia bisa terus ditingkatkan dan memperkuat posisi sebagai solusi bagi masyarakat. "Kita harap Tamasia bersama Paytren sukses jadi Unicorn, sebagai solusi bagi masyarakat," kata Sandi di kawasan Kemang, Jakarta pada Kamis (31/5) malam.

Ia juga mengajak Tamasia dan Paytren berkolaborasi. Sebab model bisnis hari ini kolaboratif dan kompetisi merupakan model kuno. Setelah berkolaborasi dalam program nikah massal beberapa waktu lalu, Pemprov DKI Jakarta akan berkerja sama kembali dengan Tamasia.

CEO dan salah satu pendiri Tamasia, M. Assad menyatakan, menuju Unicorn, Tamasia menggencarkan akuisisi digital, mencari investor, dan SDM terbaik. Tamasia juga terus meningkatkan jumlah emas yang dijual. Karen itu akan jadi gross merchandise value (GMV) oleh investor. "Biasanya investor akan valuasi dari sana. Itu juga menarik lebih banyak user,'' kata Assad.

Assad menyebut valuasi Tamasia sendiri saat ini lima juta dolar AS. Ia mengakui sudah ada beberapa calon investor yang mengajak bicara.

Pendiri Paytren, Ustaz Yusuf Mansur menjelaskan, valuasi dari pihak eksternal Paytren memang belum keluar. "Tapi kalau menurut hitungan, kalau standar Unicorn saja kami sudah lewat," kata Ustaz Yusuf.

Saat izin e-money untuk Paytren turun, target pengelolaan aset sampai Rp 20 triliun dan setahun Rp 240 triliun. "Kalau ada investor, mau beli perusahaan dengan aset Rp 240 triliun, maka tidak mungkin valuasinya hanya 1 miliar dolar AS," ucap Ustaz Yusuf. Ustaz Yusuf menyatakan Paytren adalah perusahaan Merah Putih. Sahamnya belum dijual kemanapun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement