REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Syariah Mandiri (BSM) menyatakan pertumbuhan pembiayaan di kuartal I 2018 cukup bagus karena mencapai dua angka (double digit). Bahkan, sampai April, pembiayaan perseroan tumbuh 12 persen year on year (yoy).
"Angka itu di atas pertumbuhan market," ujar Direktur Keuangan BSM Ade Cahyo Nugroho kepada wartawan di Jakarta, Ahad, (27/5).
Ia menjelaskan, perusahaan masih fokus menyalurkan pembiayaan ke segmen ritel seperti Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Kredit Pemilikan Rumah (KPR), pembiayaan mobil, serta lainnya. Pertumbuhan segmen ritel lebih tinggi dibandingkan segmen wholesale.
"Kalau ritel tumbuhnya bisa sampai 16 persen dan berkontribusi 57 persen ke total pembiayaan. Kalau wholesale kontribusinya 33 persen dengan pertumbuhan di bawah 10 persen," tuturnya.
Dirinya meyakini, pada kuartal dua mendatang, pertumbuhan pembiayaan akan lebih baik. Hal itu karena, segmen wholesale diperkirakan mulai naik.
"Kalau ritel biasanya tumbuh konsisten sepanjang tahun. Kalau wholesale di kuartal I agak slowdown lalu di kuartal dua baru mulai nih booking-booking pembiayaan wholesale yang besar," kata Ade.
Lebih lanjut, kata dia, pada kuartal I 2018, BSM juga berhasil menjaga rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Finance/NPF) di bawah empat persen. "Itu pertama kalinya sejak 2013, NPF gross kita di bawah empat persen. Insya Allah sampai akhir tahun terus kita pertahankan," tegasnya.
Perlu diketahui, BSM menargetkan, sampai akhir tahun, pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp 67 triliun. Sebelumnya pada 2017 totalnya sekitar Rp 60 triliun.