Jumat 25 May 2018 22:21 WIB

TTIC Hadir di Provinsi Bali

TTI memberi semangat petani untuk terus menanam.

Red: EH Ismail
Peresmian Toko Tani Indonesia Center (TTIC) Denpasar, Bali, Jumat (25/5).
Foto: Humas BKP Kementan.
Peresmian Toko Tani Indonesia Center (TTIC) Denpasar, Bali, Jumat (25/5).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Toko Tani Indonesia Center (TTIC) yang berperan memotong mata rantai distribusi pangan dari produsen ke konsumen kian bertambah jumlahnya. Penambahan TTIC baru saja dilakukan di Provinsi Bali yang secara resmi diluncurkan oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) di Denpasar, Jumat (25/5).

Kepala BKP Kementan Agung Hendriadi dalam sambutannya mengatakan, peresmian TTIC juga telah dilaksanakan di delapan provinsi lainnya. Keberadaan TTIC berkat sinergitas pemerintah pusat dan daerah untuk mewujudkan stabilitas harga dan pasokan pangan, terutama pada masa Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

“Tahun 2017 lalu,  tidak  terjadi gejolak harga jelang HBKN. Kami berharap 2018 ini pun demikian,” kata Agung. 

Agung melanjutkan, TTIC di setiap provinsi merupakan ibu dari TTI  yang memiliki peran mengembangkan TTI lebih banyak lagi. Menurutnya, TTIC juga merupakan sarana bagi gapoktan/supplier/produsen pangan pokok dan strategis untuk memasarkan komoditas pangan.

“Harapan saya, TTIC ini dapat menjadi //distribution centre/, yakni pusat distribusi yang akan mensuplai TTI di seluruh Bali dan ke depan harus dikembangkan dengan e-commerce,” ujar dia.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyambut baik pengembangan TTI melalui e-commerce. Alasannya, hal itu bisa lebih efisien.

“Jika dipasarkan melalui e-commerce akan memangkas ongkos distribusi dan transaksi,” katanya.

Made pun meminta  kepada jajarannya untuk segera merealisasikan pemasaran TTIC berbasis e-commerce secepatnya. Jika diperlukan, TTI dapat bekerja sama dengan Perusda.

“Jika masyarakat bisa membeli beras di harga Rp 8.800, inflasi pasti turun karena harga beras paling menentukan angka inflasi,” ujar dia.

Dengan demikian, kata Gubernur, petani untung, konsumen untung, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan serta otomatis mengurangi kemiskinan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Mardiana mengungkapkan, saat ini jumlah TTI di Provinsi Bali ada 60 unit yang tersebar di 6 kabupaten, yaitu di Tabanan, Jembrana, Buleleng, Karangasem, Badung, dan Gianyar.

Pengurus Gapoktan Subak Bengkel Pande Putu Widya Paramarta yang merupakan salah satu Gapoktan penyuplai ke TTIC di Denpasar menyatakan, program Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) melalui TTI memberi semangat petani di daerahnya terus menanam. Sebab, serapan gabah menjadi lebih cepat dan akses pasar terbuka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement