Selasa 22 May 2018 18:00 WIB

Dolar AS Terus Bertengger di Atas Rp 14.100

Prospek ekonomi dan kenaikan suku bunga AS memperkuat kurs dolar AS terhadap rupiah.

Red: Nur Aini
Petugas menata pecahan dolar Amerika di salah satu gerai penukaran mata uang di Kwitang, Jakarta, Jumat (18/5). Nilai tukar rupiah di pasar spot yang ditransaksikan pada Jumat (18/5) ditutup melemah 98 poin atau terdepresiasi 0,70 persen ke level Rp14.156 per dolar AS.
Foto: Aprillio Akbar/Antara
Petugas menata pecahan dolar Amerika di salah satu gerai penukaran mata uang di Kwitang, Jakarta, Jumat (18/5). Nilai tukar rupiah di pasar spot yang ditransaksikan pada Jumat (18/5) ditutup melemah 98 poin atau terdepresiasi 0,70 persen ke level Rp14.156 per dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore (22/5), bergerak melemah sebesar 28 poin menjadi Rp 14.131 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.103 per dolar AS.

Chief Market Strategist FXTM, Hussein Sayed mengatakan bahwa dolar AS meningkat karena prospek ekonomi yang membaik dan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat.

"Kelanjutan peningkatan di jangka pendek bergantung pada notulen FOMC yang sedianya akan dirilis dalam waktu dekat," kata Hussein Sayed di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan bahwa pelaku pasar sedang menanti hasil notulen itu mengenai seberapa agresif Bank Sentral AS atau The Fed meningkatkan suku bunga. Selain itu, pasar juga menanti pendapat The Fed mengenai harga minyak mentah dunia, apakah memengaruhi kebijakan moneternya atau tidak.

Dari dalam negeri, kata dia, perhatian investor akan tertuju pada data pertumbuhan kredit Indonesia yang dapat memberi gambaran tentang perubahan total kredit dan sewa sepanjang April. "Pertumbuhan kredit yang sehat dapat meningkatkan optimisme terhadap ekonomi Indonesia," katanya.

Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan dolar AS sedang meraih momentum penguatan menyusul meredanya kekhawatiran pasar terhadap perang dagang antara Amerika Serikat-Cina. "Namun, tertahannya imbal hasil obligasi Amerika Serikat menahan apresiasi dolar AS lebih tinggi," kata Ariston.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (22/5) mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak melemah ke posisi Rp 14.178 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.176 per dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement