Senin 21 May 2018 12:54 WIB

Mentan akan Tindak Tegas Kartel Pangan

Pasokan daging ayam dan telur berada dalam kondisi berlebih.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah pengunjung memilih telur ayam di sebuah supermarket di Kota Bandung, Rabu (20/12). Masyarakat berharap menjelang Natal dan tahun baru harga kebutuhan pokok atau sembako tetap terkendali.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Sejumlah pengunjung memilih telur ayam di sebuah supermarket di Kota Bandung, Rabu (20/12). Masyarakat berharap menjelang Natal dan tahun baru harga kebutuhan pokok atau sembako tetap terkendali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan akan menindak tegas pelaku kartel yang ada. Sinergi dengan Satgas Pangan pun dilakukan karena harga daging ayam dan telur ayam yang berada di atas harga normal dan potensi adanya kartel.

"Beri sanksi yang seberat-beratnya," kata Amran, Senin (21/5).

Harga daging ayam paling tinggi sesuai kesepakatan para peternak adalah Rp 32 ribu per ekor. Namun, berdasarkan harga di DKI Jakarta saat ini dilansir di laman informasi pangan Jakarta, harga daging ayam masih di angka Rp 35.729 per ekor, turun Rp 440 dari kemarin. Sementara itu, harga telur ayam Rp 25.762 per kilogram (kg).

Padahal, kondisi pasokan daging ayam dan telur berada dalam kondisi berlebih. Kementan juga telah menyiapkan pasokan 20 persen lebih banyak daripada pasokan pada kondisi normal.

Berdasarkan prognosis ketersediaan, produksi daging ayam tahun ini sebesar 3.565.495 ton, sedangkan kebutuhan konsumsi sebesar 3.047.676 ton sehingga terjadi neraca surplus sebanyak 517.819 ton. Khusus untuk bulan puasa dan Lebaran yang jatuh pada Mei dan Juni 2018, diperoleh ketersediaan daging ayam sebanyak 626.085 ton dengan kebutuhan konsumsi sebanyak 535.159 ton.

Begitu juga untuk ketersediaan telur ayam konsumsi pada 2018, terdapat produksi sebanyak 2.968.954 ton dengan jumlah kebutuhan konsumsi 2.766.760 ton. Menurut dia, ada kelebihan stok nasional sebanyak 202.195 ton. Khusus untuk ketersediaan telur selama bulan puasa dan Lebaran (Mei-Juni 2018), terdapat produksi sebesar 521.335 ton dan jumlah kebutuhan sebanyak 485.831 ton. Itu artinya terdapat kelebihan stok sebanyak 35.504 ton.

Kementan terus melakukan imbauan kepada daerah untuk menjaga harga karena tingginya pasokan. Terkait potensi kartel, penindakan bukan hanya diberikan kepada kartel daging ayam dan telur, melainkan seluruh pelaku kartel yang berhubungan dengan pertanian.

"Apakah impor, ekspor, dan seterusnya, terutama yang impor, khusus daging, bawang putih, kami cabut rekomendasinya dan tidak berbisnis lagi bawang putih di Indonesia. Aku enggak beri ampun," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement