Senin 14 May 2018 16:34 WIB

Asuransi Syariah Miliki Filosofi Khas

Asuransi syariah punya filosofi khas saling tolong dengan akad tabarru dan wakalah

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
Memacu Inklusi Keuangan Syariah. Presiden Direktur  Prudential Indonesia Jens Reisch (kedua kiri)  menyerahkan cenderamata kepada Wakil Ketua DSN MUI Adiwarman Karim, disaksikan Wapemred Republika Nur hasan Murtiaji (kiri), dan Ketua 1 IAEI Irfan Syauqi Beik (kanan) usai diskusi pada Rembuk Republik di Jakarta, Senin (14/5).
Foto: Republika/ Wihdan
Memacu Inklusi Keuangan Syariah. Presiden Direktur Prudential Indonesia Jens Reisch (kedua kiri) menyerahkan cenderamata kepada Wakil Ketua DSN MUI Adiwarman Karim, disaksikan Wapemred Republika Nur hasan Murtiaji (kiri), dan Ketua 1 IAEI Irfan Syauqi Beik (kanan) usai diskusi pada Rembuk Republik di Jakarta, Senin (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Asuransi syariah memiliki filosofi khas tersendiri. Untuk memastikan praktiknya sesuai syariah, ada mekanisme pengawasan internal bersama DSN MUI.

Ketua 1 IAEI Irfan Syauqi Beik menjelaskan, pengawasan syariah semua produk keuangan syariah pada dasarnya sama, dari produk sampai pemasaran. Hanya saja pada asuransi, filosofinya memang khas saling tolong dengan akad tabarru dan wakalah.

"Dana tabarru itu sifatnya sedekah. Sementara invest dan plus bagi hasilnya boleh diambil kembali oleh nasabah," kata Irfan di sela-sela Rembuk Republik di Jakarta pada Senin (14/5).

Namun salah satu kendalanya adalah masyarakat belum tahu asuransi syariah. Inklusi keuangan pada dasarnya adalah agar semua lapisan masyarakat terlayani jasa keuangan formal. Sehingga edukasi sangat penting juga di sana.

Irfan mengapresiasi Rembuk Republik dan berharap kegiatan ini jadi sarana edukasi publik. "Ada berbagai pihak yang datang termasuk pengambil kebijakan. Ini jadi sinyal inklusi keuangan syariah harus terus dikembangkan," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement