Selasa 15 May 2018 09:10 WIB

Aksi Terorisme Dinilai tak Pengaruhi Pasar Saham

Analis menilai IHSG lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal.

Seorang pialang saham sedang mengamati pergerakan IHSG/Ilustrasi
Foto: Antara
Seorang pialang saham sedang mengamati pergerakan IHSG/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Utara Gorontalo Maluku Utara (Sulutgomalut) Elyanus Pongsoda mengimbau investor di daerah tidak panik dengan adanya aksi bom Surabaya.

"Aksi teror bom Surabaya tidak akan berdampak signifikan pada pasar saham," kata Elyanus di Manado, Selasa (15/5).

Sehingga, katanya, investor tetap tenang sambil tetap mencermati perkembangan lebih lanjut."Saya kira sama dengan statemen Dirut BEI bahwa bom Surabaya tidak akan berdampak signifikan terhadap bursa saham dan sesuai data pagi tadi melemah di bawah satu persen," jelasnya.

Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sulut Fonny The mengatakan kendati terjadi pelemahan bursa saham namun tidak akan lama."Walaupun market ditutup melemah, namun BEI tetap optimis respon market akan kembali baik," jelasnya.

Karena, katanya, fundamental perusahaan-perusahaan khususnya perusahaan LQ45 masih baik sampai saat ini. Dia menjelaskan rata-rata pendapatan meningkat 15,96 persen dan laba bersih meningkat 11,68 persen pada kuartal I 2018 dibanding kuartal I 2017.

Sementara kondisi pasar juga cukup stabil yang ditunjukkan dgn likuditas transaksi yang tinggi dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp 8,87 triliun meningkat sebesar 16,7 persen dibandingkan 2017. Dan frekuensi harian sebesar Rp387 ribu meningkat sebesar 23,7 persen dibandingkan 2017.

 

Melemah tipis

 

Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia, Senin, ditutup melemah tipis sebesar 9,67 poin dipicu sentimen eksternal mengenai prospek kenaikan suku bunga Amerika Serikat.

IHSG BEI ditutup melemah 9,67 poin atau 0,16 persen menjadi 5.947,15, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 0,01 poin (0,00 persen) menjadi 962,00.

Head of Lots Services Lotus Andalan Sekuritas, Khrisna Dwi Setiawan di Jakarta, Senin mengatakan bahwa pelemahan IHSG cenderung masih disebabkan sentimen eksternal terutama mengenai prospek kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Fed Fund Rate)."Pergerakan IHSG masih dalam bayang-bayang kenaikan suku bunga The Fed," ujarnya.

Secara teknikal, ia menambahkan IHSG sudah masuk dalam area jenuh jual sehingga potensi untuk kebali menguat cukup terbuka.

Terkait teror bom yang terjadi di dalam negeri, ia menilai sentimen itu relatif tidak mempengaruhi pergerakan pasar karena hal itu tidak akan mengubah fundamental ekonomi Indonesia yang tetap positif."Hal itu tidak menyebabkan investor kehilangan kepercayaan fundamental terhadap ekonomi nasional," katanya

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement