REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Indonesia resmi menjadi Centre of Excellence (CoE) The Organization Of Islamic Cooperation (OIC) atau Pusat Riset Vaksin Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Senin (14/5) di Jakarta. Peresmian langsung oleh Menteri Kesehatan RI, Nila F Moeloek yang dihadiri oleh para Pejabat Kementerian Kesehatan, Duta Besar dan Perwakilan negara-negara Anggota OKI, Badan POM, Direktur Utama Bio Farma, Kimia Farma dan Phapros.
Organisasi Kerjasama Islam (OKI) memiliki Vaccine Manufacturers Group (VMG) yang beranggotakan produsen vaksin di negara Islam antara lain Indonesia, Turki, Tunisia, Iran, Malaysia, Senegal, Maroko, Mesir, dan Saudi Arabia. Menurut Direktur Utama Bio Farma yang juga dipercaya sebagai vice chairman atau Wakil Ketua Kelompok Produsen Vaksin (VMG) OKI, M Rahman Roestan mengatakan sudah menjalin kerja sama R n D dengan Tunisia, kerja sama produksi dengan Kerajaan Saudi Arabia, Supply produk ke negara-negara OKI seperti Maroko, Tunisia, termasuk Saudi Arabia dan negara teluk lainnya.
"Sebagai BUMN, kami memiliki peran strategis, di dalam negeri untuk menjamin kemandirian dan ketersediaan vaksin, sedangkan di global kami turut serta mendorong kemandirian dan ketersediaan vaksin di negara Islam," ujar Rahman dalam siaran persnya, Senin (14/5).
Mekanisme kerja sama kelompok VMG OIC pada 2016, kata Rahman, telah dilaksanakan workshop di Bio Farma tentang proses produksi, distribusi, rantai dingin (cold chain) yang dihadiri anggota VMG yairu Turki, Bangladesh, Malaysia, Iran.
Pada acara Launching Reception and Workshop on the OIC Centre of Excellence on Vaccines and Biotechnology Products yang adakan 14 Mei 2018, Bio Farma juga memamerkan dalam exhibition proses produksi vaksin dan bioteknologi dengan penerapan sistem terintegrasi dan konsep cara pembuatan obat yang baik (good manufacturer practices).
"Bio Farma sudah mempersiapkan beberapa langkah kongkrit sebagai mekanisme kerja sama antar sesama anggota OKI," kata Rahman.
PT Bio Farma, kata dia, akan menyediakan mekanisme kerja sama dengan negara negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) melalui transfer teknologi, kerjasama riset dan pengembangan serta kerjasama fill and finish.
"Diharapkan dengan penetapan Centre of Excellence OIC dapat mempercepat kemandirian dan ketersediaan vaksin serta produk bioteknologi pada negara anggota OKI," katanya.