Jumat 11 May 2018 20:29 WIB

Menteri BUMN dan Menperin Resmikan Pabrik Pusri II B

Pabrik baru ini akan menggantikan pabrik Pusri II yang sudah tua.

Rep: Maspril Aries/ Red: Mohamad Amin Madani
Menteri BUMN Rini M Soemarno (tengah) didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kedua kanan), Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (persero) Aas Asikin Idat (kedua kiri), Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang Mulyono Prawiro (kiri), Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tumiyana (ketiga kiri) menekan tombol saat Peresmian Pabrik PT Pupuk Sriwidjaja II B, pencanangan proyek pengembangan 2,4 Juta Ton dan Ground Breaking Pabrik NPK di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (11/5).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Menteri BUMN Rini M Soemarno (tengah) didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kedua kanan), Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (persero) Aas Asikin Idat (kedua kiri), Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang Mulyono Prawiro (kiri), Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tumiyana (ketiga kiri) menekan tombol saat Peresmian Pabrik PT Pupuk Sriwidjaja II B, pencanangan proyek pengembangan 2,4 Juta Ton dan Ground Breaking Pabrik NPK di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (11/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG – Setelah lima tahun sejak dilakukan ground breaking atau pencanangan tiang pertama pembangunan pabrik pupuk Pusri II B oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan pada 8 April 2013, lima tahun kemudian pabrik yang dibangun untuk mengganti pabrik pupuk Pusri II akhirnya, Jumat (11/5) diresmikan Menteri BUMN Rini M Soemarno.

Menteri Rini M Soemarno bersama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dengan didampingi Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (PI) Aas Asikin Idat dan Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Mulyono Prawiro, selain melakukan peresmian juga melakukan peninjauan langsung ke pabrik yang dibangun dengan investasi sekitar 657 juta dolar AS.

Menurut Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat dalam pabrik Pusri 2B merupakan salah satu bagian dari program revitalisasi industri pupuk di Indonesia. Pabrik ini menggantikan pabrik Pusri II yang sudah tua dan boros konsumsi gasnya. Pusri II B memiliki kapasitas produksi 907.500 ton urea/tahun dan 660.000 ton amoniak/tahun. Pabrik baru yang sudah mulai produksi sejak akhir 2016 tersebut konsumsi gas adalah 24 MMBTU/ton urea atau jauh lebih rendah dibandingkan Pusri  II yang konsumsi gasnya mencapai 37 MMBTU/ton urea.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement