Jumat 04 May 2018 16:32 WIB

Cirebon Power Kembangkan PLTU Cirebon Unit II

Total investasi untuk PLTU Unit II sebesar 2,2 miliar dolar AS

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Heru Dewanto selaku Vice President Director PT Cirebon Electric Power menerima penghargaan  Asian Power Awards
Foto: dok PLTU Cirebon
Heru Dewanto selaku Vice President Director PT Cirebon Electric Power menerima penghargaan Asian Power Awards

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cirebon Power berencana mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap tahap II. Pembangkit berkapasitas 1.000 MW ini rencananya akan mulai beroperasi pada 2022 mendatang.

Presiden Direktur Cirebon Power, Heru Dewanto menjelaskan PLTU ini memakai teknologi ultra super critical besutan Jepang. Heru menjelaskan penggunaan teknologi ultra super critical ini bisa mengurangi residu pengolahan dan lebih ramah lingkungan.

"Teknologi batubara bersih, supra ultra critical. Jadi emisi yang dihasilkan ini akan sangat rendah," ujar Heru di SCBD, Jumat (4/5).

Heru menjelaskan PLTU Unit II ini bisa menciptakan listrik yang lebih efisien dengan kadar CO2 dibawah 200 gram per meter kubik. Residu yang dihasilkan dari PLTU ini jauh dibawah dari ambang batas yang ditetapkan pemerintah sebesar 750 gram per meter kubik.

"Selain ramah lingkungan, Efisiensi pembangkit bisa 2 sampai 3 persen," ujar Heru.

Heru juga menjelaskan dari sisa residu produksi langsung diserap oleh pihak pabrik Semen. "Nah, kalau di tempat kita ada wadah limbah, tapi gak ada limbahnya. Sebab, abu batubara sisa pembakaran ini langsung di capture oleh perusahaan semen. Kita ada silo gitu, truck semen masuk bisa langsung dibawa nih sisanya. Jadi, gak ada abu batubara," ujar Heru.

Cirebon Power mengantongi Financial Closing pada 19 November 2017 lalu. Total investasi dari pembangkit ini sebesar 2,2 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 28 triliun.

Selain itu, Cirebon Power bekerjasama dengan pihak Jepang dalam segi pendanaan. Selain memakai kas perusahaan sebanyak 30 persen, pihak investor seperti jepang dan korea juga turut menyumbang 40 persen dari total pendanaan. Heru menjelaskan, Cirebon Power menyerap batubara dengan kalori 4.400 sebesar 3,2 juta ton selama 30 tahun mendatang sesuai BOT dengan PLN.

Heru berharap pembangunan PLTU diatas tanah 195 hektar ini bisa selesai dalam waktu 51 bulan. Nantinya, setelah selesai dibangun, Cirebon Power akan memasok kebutuhan listrik PLN untuk wilayah Jawa Madura dan Bali.

"Semoga konstruksi 51 bulan kedepan bisa lancer dan selesai tepat waktu dengan kualitas yang baik," ujar Heru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement