Selasa 01 May 2018 21:00 WIB

Indonesia-Ceko Kerja Sama di Sektor Industri Pertahanan

Kedua negara memiliki potensi kerja sama di bidang alutsista

Indonesia-Ceko sepakat untuk menjalin kerja sama di sektor industri pertahanan.
Foto: Dok.Kementerian Perindustrian
Indonesia-Ceko sepakat untuk menjalin kerja sama di sektor industri pertahanan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Ceko sepakat melakukankerja sama bilateral untuk penguatan di sektor industri pertahanan. Kesepakatan itu diraih dalam pertemuan antara Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto dengan Wakil Menteri Luar Negeri Republik Ceko, Martin Tlapa, Senin (30/4) waktu setempat.

Airlangga mengatakan, kedua negara memiliki potensi besar untuk menjalin kerja sama di sektor industri pertahanan, khususnya di bidang alat utama sistem persenjataan (alutsista). Indonesia sendiri memiliki PT. Pindad (Persero) yang telah berhasil mengekspor alutsista ke sejumlah negara."Kita memiliki prospek pasar dan daya saing cukup baik," ujar Menperin.

Dengan mengembangkanindustri pertahanan dalam negeri, ia optimistis,sektorterkait lainnya seperti industri komponen dan industri baja bakal ikut terpacu."Industri baja dari hulu sampai hilir termasuk stainless steel yang akan terserap dalam proses produksi.

Menperin menyampaikan, Ceko memandang Indonesia menjadimitra yang penting karena letaknya sangat strategis dengan jumlah penduduk yangbesar. Mereka percaya Indonesia dapat memainkan peranan penting dalam menjaga stabilitas dan keamanandi kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik.

Sedangkan, menurut pandangan RI, Ceko juga berperanpenting dalam menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan Eropa Tengah. Selainindustri pertahanan, sektor lainnya yang potensial untuk disinergikan antaralain industri gelas dan keramik, serta industri pesawat terbang, ungkap Airlangga.

Bagi Indonesia, Ceko merupakan mitra dagang terbesarkeempat di kawasan Eropa Tengah dan Timur setelah Rusia, Ukraina dan Polandia. Selama tahun 2010-2015, total nilai investasi Ceko di Indonesiamencapai 34,35 juta dolar AS.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement