Sabtu 28 Apr 2018 20:15 WIB

Daging Sapi Segar Lebih Diminati Ketimbang Daging Beku

Khusus untuk daerah Jabodetabek banyak yang sudah mengambil daging beku.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andi Nur Aminah
 Daging sapi beku (ilustrasi)
Daging sapi beku (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO PT Estika Tata Tiara, Yustinus Sadmoko menyebut masyarakat cenderung lebih berminat membeli daging sapi segar ketimbang daging sepi beku. Padahal daging sapi beku harganya lebih murah dibanding daging sapi segar. PT Estika Tata Tiara adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis pengolahan dan penjualan daging

"Masih jauh lebih banyak daging segar. Tapi khusus untuk daerah Jabodetabek banyak yang sudah mengambil daging beku," katanya di Kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (28/4).

Sadmoko mengatakan, pemerintah meminta kepadanya selaku pelaku bisnis di bidang pengelolaan dan penjual daging menjual dengan harga Rp 80 ribu untuk daging beku. Namun banyak yang masuk ke pasar tradisional dicampur dengan daging segar harganya menjadi Rp 120 ribu.

Selain itu, ia juga menjelaskan total kebutuhan daging masyarakat sebanyak Rp 500 ton sampai Rp 600 ribu ton per tahun. Sedangkan jumlah yang diimpor oleh Bulog hanya sebanyak 120 ton setara daging. "Jadi masih harus dipenuhi dari sapi lokal," katanya.

Sadmoko menuturkan daging impor tersebut diperuntukkan di daerah Pulau Jawa seperti Jakarta dan sekitarnya. Sedangkan di Surabaya, daging impor sendiri justru dianggap ilegal.

Ia menjelaskan sebanyak 120 ton daging tersebut diimpor dari Australia, Selandia Baru, dan Amerika. Untuk harganya sendiri, ia menambahkan sepanjang masih dibeli dari Australia harganya tidak akan pernah dibawah Rp 100 Ribu.  "Kalau di bawah Rp 120 ribu seasonal saja, mungkin dalam dua bulan setahun mungkin bisa," jelasnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement