Sabtu 28 Apr 2018 13:05 WIB

Kementan Antisipasi Kelangkaan Ayam

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bali diminta menghitung kembali kebutuhan ayam.

Rep: erdy nasrul/ Red: Ani Nursalikah
Perwakilan pemerintah, peternak, dan pedagang ayam, berkumpul bersama di Bali.
Foto: Istimewa
Perwakilan pemerintah, peternak, dan pedagang ayam, berkumpul bersama di Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Untuk mengatasi penurunan pasokan ayam di Bali, Kementerian Pertanian mengumpulkan peternak dan pedagang ayam untuk duduk bersama membahas penyelesaian masalah tersebut. Semuanya mengupayakan solusi permasalahan pasokan ayam di pasar.

Belum lama ini perkumpulan pedagang ayam berunjuk rasa karena kesulitan mendapatkan pasokan ayam hidup dengan bobot 1,8 Kg per ekor. Biasanya ayam dengan ukuran itu berlimpah, tapi akhir-akhir ini pasokannya terhenti.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) I Ketut Diarmita bersama para peternak dan pedagang ayam mencari solusi permasalahan itu. Dia mengatakan, para peternak banyak yang melakukan panen dini dengan ayam kisaran berat hidup 1,3 Kg. Menurut para peternak, panen dini ini dilakukan karena adanya kekhawatiran diserang penyakit koksidiosis.

Diarmita menjelaskan, secara populasi dan produksi stok ayam di Bali periode Januari sampai dengan Maret 2018 ini harusnya sangat cukup. Pada periode itu produksi dan pasokan ayam broiler di Bali sebanyak 22,2 juta atau dengan rata-rata 7,4 juta ekor per bulan. Sedangkan kebutuhan rata-rata Provinsi Bali sebanyak 6,3 juta ekor per bulan. "Artinya ada kelebihan pasokan ayam broiler sebanyak 1,1 juta ekor per bulan," kata dia.

Hal ini juga dikuatkan oleh penjelasan dari para pembibit ayam yang hadir pada pertemuan tersebut yaitu PT Charoen Pokphand, PT Japfa Comfeed, PT Suja, PT Wonokoyo. Mereka mengklaim ketersediaan ayam broiler sangat mencukupi selama 2018.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali diminta menghitung kembali jumlah kebutuhan ayam potong hidup di Provinsi Bali dengan melibatkan para peternak, pembibit, dan pengusaha pemotongan ayam. Hasil penghitungan tersebut akan menjadi acuan untuk memenuhi kebutuhan ayam potong dan daging ayam di Bali. Kalau kekurangan pasokan, maka pemprov bisa berkoordinasi dengan daerah lain untuk pembelian dan pengadaan ayam.

Perwakilan Perkumpulan Peternak Ayam Broiler Bali (PPAB) menjelaskan, saat ini harga ayam potong hidup berkisar Rp 24 ribu per Kg jauh lebih tinggi dari harga ayam hidup di Provinsi lain seperti di Jawa. Menanggapi keluhan dari para pedagang ayam tersebut, I Ketut Diarmita menyampaikan, para peternak ayam seharusnya segera melakukan efisiensi dalam produksi agar mampu bersaing dengan produk dari negara lain. "Efisiensi ini harus dilakukan dengan cara memperbaiki kualitas pakan, manajemen kandang dan manajemen kesehatan hewan," kata I Ketut Diarmita. "Kita harus berubah, jika tidak mau berubah, maka kita yang akan tergilas dengan perubahan itu," jelas dia.

Sementara itu Sugiono Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak menyampaikan, agar para peternak dan pedagang ayam memahami isu yang terjadi di perunggasan akan sangat mempengaruhi perilaku peternak dalam berproduksi dan harga jual ayam, serta harga DOC FS. Untuk itu, Ia meminta kepada semua Stakeholder harus secara bersama-sama menjaga kestabilan harga dan iklim usaha yang baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement