REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso dikabarkan bakal menduduki jabatan sebagai Direktur Utama Bulog, menggantikan Djarot Kusumayakti.
Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengaku belum mendengar kabar tersebut, karena pergantian ini ditangani oleh Kementerian BUMN. "Saya belum tahu tentang Bulog itu, karena itu dalam lingkungan Kementerian BUMN," ujar Jusuf Kalla ketika ditemui di kantornya, Selasa (24/4).
Jusuf Kalla menambahkan, penanganan masalah mafia pangan akan berbeda dengan penanganan narkoba di BNN. Jusuf Kalla menilai, selama Budi Waseso mau belakar dan bekerja keras di bidang bisnis, maka dia bisa bekerja dengan baik.
"Tentu Bulog beda lagi dengan hukum, tapi selama dia mau belajar dan bekerja keras di bidang bisnis tentu dapat bekerja dengan baik," ujar Jusuf Kalla.
Baca juga, Tim Penilai Akhir Dirut Bulog Dibahas Pekan Depan.
Di sisi lain Jusuf Kalla menilai, Budi Waseso merupakan seorang pekerja keras dan mempunyai konsekuensi baik ketika bekerja di BNN. Menurut Jusuf Kalla, Budi Waseso dinilai berhasil dalam mengataasi peredaran narkoba di Indonesia.
"Kalau anda berbicara mengenai Pak Budi Waseso, dia seorang pekerja keras dan konsekuen waktu dia bekerja di BNN. Orang bilang berhasil dengan upayanya itu," kata Jusuf Kalla.
Istana hingga kini belum benarkan ihwal penggantian direktur utama Bulog. Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno mengatakan, hingga saat ini belum ada tim penilai akhir (TPA) untuk mencari calon Dirut Bulog yang baru.
Artinya, pekan ini Djarot Kusumayakti kemungkinan masih bertahan sebagai Dirut Bulog. "Belum ada TPA. Jadi beberapa hari ke depan atau minggu depan akan ada TPA," ujar Pratikno, Selasa (24/4).
Diketahui, Djarot merupakan Dirut Bulog kedua pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Dia menggantikan Lenny Sugihat pada 2015. Dia sebelumnya menjabat Direktur UMKM BRI pada Mei 2010 sampai akhirnya kini dipercaya pemerintah menjadi orang nomor satu di Bulog.