REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatat laba bersih sebesar Rp 3,66 triliun pada kuartal pertama tahun ini. Angka itu tumbuh 13,3 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 3,23 triliun.
Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan, pertumbuhan itu ditopang oleh kinerja penyaluran kredit pada Kuartal Pertama 2018 yang meningkat sebesar 10,8 persen dibandingkan periode sama 2017. "Maka lebih cepat daripada pertumbuhan kredit di industri perbankan sebesar 8,2 persen per Februari 2018," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Senin, (23/4).
Pertumbuhan kredit tersebut, kata dia, mendorong Pendapatan Bunga Bersih atau Net Interest Income (NII) BNI tumbuh 9,5 persen pada Kuartal Pertama 2018. Kemudian, laba BNI juga mendapatkan kontribusi dari pertumbuhan Pendapatan Non Bunga (Non Interest Income) sebesar 18,5 persen sehingga menjadi Rp 2,65 triliun lebih besar dari kuartal pertama 2017 sebesar Rp 2,3 triliun.
"Peningkatan Pendapatan Non-Bunga ini didorong oleh peningkatan kontribusi fee (komisi) dari segmen business banking. Di antaranya, komisi dari trade finance yang tumbuh 47,7 persen sekaligus menunjukkan geliat perekonomian yang tetap terjadi di Indonesia," jelasnya.
Pendapatan Non Bunga BNI, kata dia, ditopang pula oleh pertumbuhan transaksi pada bisnis consumer serra retail. Hal itu meliputi dari pengelolaan rekening, transaksi kartu kredit, juga transaksi kartu debit.