Senin 23 Apr 2018 16:39 WIB

Harga Batu Bara Diturunkan, Adaro Koreksi Pendapatan

Adaro tetap melakukan efisien agar bisa bertahan di tengah kebijakan pemerintah.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Teguh Firmansyah
Adaro
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Adaro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT. Adaro Energy mengoreksi target EBITDA atau pendapatan sebelum kena pajak. Jika semula Adaro mentargetkan EBITDA antara 1,3 miliar dolar Amerika hingga 1,5 miliar dolar Amerika maka kini menjadi 1,1 miliar sampai 1,3 miliar dolar AS.

Keputusan ini disambil setelah adanya kebijakan pemerintah yang menetapkan harga khusus untuk batubara dalam negeri menjadi 70 dolar per ton.

Presiden Direktur PT. Adaro Energy, Gharibaldi Thohir menjelaskan keputusan ini diambil mengingat adanya koreksi harga dari pemerintah tersebut. Di satu sisi, perusahaan tetap melakukan cost efisiensi agar bisa tetap bertahan di tengah kebijakan pemerintah. Meksi ia tak menampik akan berpengaruh pada pendapatan.

 

Baca juga, Adaro Bagikan Deviden Tertinggi.

 

"Impact, ada tapi kita kan fokus terhadap cost reduction. Jadi, kita bisa hemat dan mencoba melakukan berbagai efisiensi dalam semua sektor," ujar Boy di Hotel Raffles, Senin (23/4).

Boy mengatakan, salah satu strategi Adaro untuk menghadapi kondisi harga saat ini adalah dengan mengembangkan pasar. Menurutnya, agar tak bergantung pada satu tujuan pasar, Adaro mempunyai banyak pasar, seperti industri semen, dan industri lainnya.

"Jadi kita spread the risk, kita gak bergantung sama satu market saja," ujar Boy.

Begitu juga dengan ekspor. Boy mengatakan , tujuan ekspor Adaro tak hanya Cina dan Jepang saja. Beberapa negara di Asia dijelajahi oleh Adaro, sehingga pasar terus bergerak dan distribusi Adaro tetap baik.

"Sehingga dengan kombinasi ini dan juga kita memanajemini cost kita bisa lebih solid dan performance kita lebih terjaga," ujar Boy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement