Jumat 20 Apr 2018 20:05 WIB

Mentan Minta Indonesia Penuhi Kebutuhan Ayam Dunia

Saat ini produksi ayam ras RI mengalami surplus dibandingkan kebutuhan nasional.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Citra Listya Rini
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman.
Foto: Wahyu Suryana
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  --  Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong Indonesia untuk terus melakukan ekspor unggas dalam bentuk apapun karena tingginya produksi ayam nasional. Produk ayam Indonesia bahkan telah mengisi beberapa pasar negara Asia Tenggara dan Jepang.

"Kalau perlu kita penuhi seluruh Asia. Asia Tenggara dulu kita selesaikan kemudian Asia dan dunia," kata Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat melepas ekspor perdana daging ayam olahan ke Timor Leste dan Jepang oleh PT Charoen Pokphand Indonesia, Jumat (20/4).

Saat ini produksi ayam ras nasional mengalami surplus dibandingkan kebutuhan nasional. Statistik Peternakan 2017 menunjukkan populasi ayam ras pedaging (broiler) mencapai 1,69 miliar ekor, ayam ras petelur (layer) mencapai 166,72 juta ekor dan ayam bukan ras (buras) mencapai 310,52 juta ekor.

Angka produksi tersebut sangat berlebih jika dibandingkan data konsumsi daging ayam ras masyarakat Indonesia sebesar 11,5 kg per kapita per tahun. Untuk konsumsi telur sendiri mencapai 6,53 kg per kapita per tahun.

Kualitas ayam produksi Indonesia juga cukup baik, apalagi untuk mendapatkan persetujuan dari negara calon pengimpor tidaklah mudah. Sejumlah kebijakan Kementan telah mendorong peningkatan kualitas ayam yang akan diekspor, di antaranya menerapkan prinsip-prinsip kesejahteraan hewan (animal welfare) dan mendapatkan Sertifikat Kompartemen bebas penyakit Avian Influenza (AI).

Selain itu, ia melanjutkan, melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan sangat memperhatikan Sertifikat Veteriner sebagai bentuk penjaminan pemerintah terhadap pemenuhan persyaratan kelayakan dasar dalam sistem jaminan keamanan pangan produk hewan.

Kebijakan tersebut turut berkontribusi pada capaian ekspor subsektor peternakan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pencapaian nilai ekspor komoditas subsektor peternakan 2017 mengalami peningkatan sebesar 14,85 persen dibandingkan 2016 yakni 623,9juta dolar AS atau setara dengan Rp 8,5 triliun.

Kontribusi volume ekspor 2017 untuk subsektor peternakan diakui Amran merupakan yang terbesar pada kelompok hasil ternak, yakni sebesar 64,07 persen. Salah satunya adalah daging ayam. Negara tujuan ekspor subsektor peternakan terbanyak adalah Hong Kong (23,10 persen) dan Cina (21,96 persen).

Secara khusus, ekspor daging ayam tahun 2017 mencapai sebesar 325 ton, meningkat 1.800 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Begitu juga dengan ekspor telur unggas sebanyak 386 ton atau meningkat 27,39 persen dibandingkan 2016.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement