REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Astra International mengaku belum tahu apakah ke depannya akan kembali berinvestasi di perusahaan rintisan (startup) atau tidak. Seperti diketahui, pada Februari lalu Astra baru saja menyuntikkan dana ke startup Gojek sebesar 150 juta dolar AS atau sekitar Rp 2 triliun.
"Saya belum bisa komen, yang jelas bottom line-nya, Astra akan terus berinvestasi untuk jangka panjang. Tujuannya supaya growing to businees," ujar Head of Investor Astra International Tira Ardianti kepada wartawan di Jakarta, Rabu, (18/4).
Ia menjelaskan, dalam kajian beberapa tahun terakhir ini, perseroan melihat adanya ekonomi baru. Maka Astra merasa perlu ikut menggarap potensi tersebut.
"Tentunya Astra harus dinamis. Jadi dalam pergerakan bisnisnya, harus lihat potensi bisnisnya di Indonesia. Apalagi Indonesia merupakan salah satu negara yang huge internet user," jelas Tira.
Astra ingin bisnisnya bisa mengikuti perkembangan konsumen. "That's why kita investasi di Gojek. Ini membuat satu langkah strategis kita karena kita juga bisa belajar, bisa dibilang Gojek adalah pioneer untuk ekonomi yang berisi anak muda. Kita sama-sama ingin memajukan ekonomi Indonesia," jelasnya.
Hanya saja, ia menyebutkan, pascamengucurkan dana ke Gojek ke depannya akan mengembangkan kerja sama dengan penyedia layanan transportasi online tersebut. Hanya saja saat ini masih dikaji.
"Terlalu dini untuk itu, karena kan baru kemarin Februari (suntik dana ke Gojek). Nanti by the time kalau sudah jelas kita akan umumkan. Kita memang berharap dengan investasi ini ada juga keuntungan strategis lainnya, di mana kita bisa kerja sama-sama. Yang pasti potensinya banyak," ujar Tira.