Selasa 17 Apr 2018 21:17 WIB

Stok Beras di PIBC Lebihi Batas Aman

Untuk menghadapi Ramadhan, Food Station berupaya potong rantai pasok

Pekerja memasukan beras kedalam karung di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta, Kamis (3/3).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Pekerja memasukan beras kedalam karung di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta, Kamis (3/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT Food Station Tjipinang Jaya memastikan pasokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mampu memenuhi kebutuhan Ramadhan dan Lebaran tahun ini. Saat ini stok yang ada mencapai 43.284 ton beras.

"Kalau di atas 30 ribu ton itu berarti kita aman, stok level harus dijaga di atas 30 ribu ton," ujar Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo, Selasa (17/4).

Dengan stok akhir lebih dari 43 ribu, ia meyakini kebutuhan beras akan tercukupi dalam 15 hari ke depan. Namun, dengan adanya arus keluar masuk yang dinilai stabil, stok di atas 30 ribu ton beras bisa terus dijaga PIBC.

Tidak ada kekhawatiran pula dalam distribusi pangan jelang Lebaran nanti. Sebab, ia melanjutkan, ekspedisi komoditas pangan tidak dihentikan mengingat adanya arus mudik.

Khusus untuk menghadapi persiapan puasa dan lebaran di DKI Jakarta, Food Station berupaya melakukan pemotongan rantai pasok di bagian penebas. Dengan begitu, perusahaan bisa mendapat harga gabah lebih murah langsung dari kelompok tani untuk kemudian diolah menjadi beras siap konsumsi.

Hal ini diakui Arief menguntungkan petani karena menerima harga yang lebih tinggi dibanding harga yang melalui pembelian oleh penebas.

"Kita mau hadir supaya angka di penebas tidak setinggi itu mengingat harga beras idealnya dua kali harga gabah," ujar dia.

Beras yang telah diolah Food Station tersebut digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan pangan di DKI Jakarta termasuk dalam mengamankan kebutuhan jelang puasa dan Lebaran tahun ini.

Selain melakukan pengawasan pasokan di PIBC, ia menambahkan, pihaknya turut dalam berbagai pasar murah yang ada termasuk distribusi pangan bagi penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan sebagainya.

"Kami juga melakukan penetrasi ke pasar tradisional, modern market dan online market," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement