Sabtu 14 Apr 2018 00:46 WIB

Keuangan Islam Disebut akan Tingkatkan Ekonomi Nigeria

Nigeria kucurkan 100 miliar naira untuk membiayai proyek infrastruktur.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Sukuk (ilustrasi)
Foto: The middle east magazine online
Sukuk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Presiden sementara dari Institut Keuangan Islam Profesional Nigeria (IIFPN) Tajueen Yusuf, menyerukan warga Nigeria merangkul keuangan Islam sebagai sebuah alternatif untuk menumbuhkan ekonomi negara tersebut. Yusuf menyerukan itu di Abuja pada sebuah acara pelantikan enam orang rekan barunya dan anggota asosiasi dari institut tersebut.

Dia mengatakan, institut itu berlisensi dan berwenang mempromosikan pendidikan keuangan Islam, melatih anggota dan mengesahkan pakar keuangan Islam di Nigeria. Menurut kepala IIFPN, lembaga ini bermitra dengan Pemerintah Federal dalam mengusulkan alternatif lain untuk menumbuhkan ekonomi, terutama keuangan Islam. Yusuf mengatakan, sukuk sebesar 100 miliar naira yang baru-baru ini diluncurkan oleh Pemerintah Federal telah memberikan kontribusi besar dalam membiayai beberapa proyek di negara itu tanpa bunga apa pun.

"Di negara saat ini kita menghadapi kesulitan ekonomi dan pemerintah sedang mencari jalan keluar. Kita melihat diri kita sebagai mitra pemerintah dalam hal mengusulkan alternatif lain yang dengannya kita dapat menumbuhkan perekonomian kita dan ini yang disebut sebagai keuangan alternatif yang merupakan bidang inti dalam keuangan Islam," kata Yusuf, dilansir di Nigerian Tribune, Jumat(13/4).

Ia mengatakan, pemerintah Federal baru-baru ini meluncurkan obligasi sukuk sebesar 100 miliar naira untuk mendanai beberapa proyek infrastruktur, seperti jalan yang layak secara komersial di enam zona geopolitik di Nigeria. Ia menganggap hal itu sebagai kontribusi besar. Menurutnya, terdapat area lain yang akan menumbuhkan individu, rumah tangga dan entitas perusahaan melalui sumber pendanaan alternatif yang tidak akan menarik minat dan hanya spekulasi.

"Banyak yang tidak dapat mendukung bank-bank konvensional karena suku bunga yang mereka tetapkan, tetapi kami percaya bisnis dapat berjalan dengan baik dengan cara lain yang tidak akan melibatkan bunga, perjudian dan spekulasi yang disediakan oleh keuangan Islam," tambahnya.

Yusuf mengatakan, IIFPN telah melatih sekitar 130 anggota dalam satu tahun terakhir. Menurutnya, mereka juga merencanakan pada 2030, kesadaran atas keuangan Islam akan menjadi terkenal dan dikenal di setiap rumah tangga. Ia juga menyebutkan, jika keuangan Islam akan berkontribusi hingga 50 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement