REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah bersama dengan Himpunan Bank Negara (Himbara) akan meminta para agen Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) untuk menjual beras medium sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET). Kebijakan tersebut diambil untuk terus menekan harga beras.
"Agen laku pandai mereka diminta untuk menjual. Harganya sesuai HET, Rp 9.450," ujar Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita usai mengikuti rapat koordinasi di Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Kamis (12/4).
Enggar mengatakan, harga beras saat ini sudah mulai turun di pasar. Akan tetapi, ia mengaku, pemerintah ingin harga beras turun lebih cepat. Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo ingin harga beras sudah kembali ke level normal sebelum memasuki periode Ramadhan 2018.
"Artinya kita menunjukkan secara masif, harga sudah mulai turun tapi turunnya kita minta supaya lebih cepat dan masyarakat bisa mendapatkan beras medium sesuai HET di mana pun. Makin banyak /kan makin bagus," ujar Enggar.
Enggar mengaku, kebijakan tersebut akan dimulai pada Senin (16/4). Selain itu, Enggar juga meminta seluruh pedagang untuk menjual beras medium sesuai acuan HET. Ia mengaku, daerah yang tidak memiliki stok beras medium pun bisa memintanya ke Perum Bulog. "Seluruh pedagang beras pasar tradisional wajib menjual (sesuai HET) kalau tidak kita panggil," ujar Enggar.
Seperti dikabarkan sebelumnya, Himbara akan membantu Perum Bulog dalam melakukan operasi pasar (OP) beras di daerah. Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (BTN) Maryono mengaku akan memanfaatkan agen Laku Pandai untuk menjual beras.
"BTN bagian dari Himbara akan membantu bagaimana operasi pasar perberasan ini supaya harga beras bisa lebih murah," ujar Maryonodi Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Selasa (10/4).
Maryono yang juga menjabat Ketua Himbara itu mengaku mengusulkan agen-agen Laku Pandai untuk bisa turut menjual beras Bulog. Ia mengaku, jumlah agen Laku Pandai dari Himbara sekitar 35 ribu orang.