Kamis 12 Apr 2018 00:05 WIB

Holding Migas Terbentuk, Ini Target Selanjutnya

Integrasi membuat struktur permodalan semakin kuat.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Teguh Firmansyah
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno (tengah), Direktur Utama Perusahaan Gas Negara (PGN) (Persero) Jobi Triananda Hasjim (kemeja putih), dan Direktur SDM PT Pertamina (Persero) Nike Widyawati memberikan pernyataan resmi mengenai pembentukan induk perusahaan (//holding//) migas di Kementerian BUMN, Rabu (11/4).
Foto: Rahayu Subekti
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno (tengah), Direktur Utama Perusahaan Gas Negara (PGN) (Persero) Jobi Triananda Hasjim (kemeja putih), dan Direktur SDM PT Pertamina (Persero) Nike Widyawati memberikan pernyataan resmi mengenai pembentukan induk perusahaan (//holding//) migas di Kementerian BUMN, Rabu (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) resmi membentuk induk (holding) minyak dan gas (migas) dengan penandatanganan aktanya pada Rabu (11/4). Setelah holding terbentuk, ada beberapa target yang akan dilakukan selanjutnya.

Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati target pertama yaitu dengan adanya integrasi tersebut akan membuat struktur permodalan dari kedua pihak.

 

"Selama ini kan pisah disatukan sehingga kemampuan untuk investasi, kemampuan untuk menciptakan nilai lebih jadi lebih besar," kata Nicke di Kementerian BUMN, Rabu (11/4).

Selain itu, Nicke memastikan dengan terbentuknya holding migas maka harus bisa meningkatkan dari sisi bisnis yang selama ini masih beradu. Dengan begitu menurutnya holding migas bisa menyediakan jasa dan layanan kepada seluruh masyarakat dan industri dalam satu badan.

Nicke mengharapkan, dengan terbentuknya holding migas maka pasarnya semakin luas. "Kalau selama ini fokus lebih banyak di Sumatra dan Jawa, ini midstream dan downstream kita ingin perluas ke Indonesia tengah dan timur," tutur Nicke.

Selain itu, Nicke menegaskan selanjutnya juga akan menciptakan efisiensi setelah holding terbentuk. Untuk itu, Nicke mengharapkan adanya integrasi dan sinergi dari investasi yang dilakukan dan hal tersebut ditetapkan sebagai target holding migas.

Untuk menciptakan efisiensi tersebut, Nicke mengatakan sudah membuat tim transaksi. "Ada tim, tentu untuk itu ada program yang harus kita lakukan agar target-target itu tercapai. Salah satunya kita akan review bersama RKAP dan RJP dari PGN, Pertagas, dan tentu Pertamina," ungkap Nicke. Nicke memastikan saat ini, Pertamina sedang menyusun roadmap sampai 2030 dan akan disampaikan ke pemegang saham.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno resmi menandatangani akta pengalihan saham seri B milik negara sebesar 56,96 persen di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk kepada PT Pertamina (Persero). Dengan adanya penandatanganan tersebut, pembentukan holding migas terbentuk dengan Pertamina sebagai induk perusahaan dan PGN menjadi anggotanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement