Selasa 10 Apr 2018 08:28 WIB

Trump Buka Peluang Redakan Perang Dagang

Sebelumnya AS menargetkan tarif hingga 150 miliar dolar AS terhadap produk CIna.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Andi Nur Aminah
Presiden AS, Donald Trump
Foto: thedailybeast.com
Presiden AS, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump optimistis AS dapat mencapai kesepakatan dengan Cina untuk meredakan ketegangan ekonomi kedua negara besar tersebut. Trump mengatakan pemerintahannya mungkin akan membuat kesepakatan dengan Cina untuk meredakan ketegangan dagang yang menganggu pasar modal dan ekonomi kedua negara.

Sebelumnya AS menargetkan tarif hingga 150 miliar dolar AS (Rp 2.063 triliun) terhadap ribuan barang asal Cina. Cina sendiri menyerang balik dengan mengenakan tarif terhadap barang-barang asal AS mulai dari kedelai hingga pesawat.

Trump sendiri menyatakan AS tak akan bersikap manis bila Beijing menembak produk pertanian AS di tengah perang dagang ini. "Petani kita adalah patriot, mereka tahu ini demi bangsa. Kita akan bantu mereka," kata Trump dalam rapat kabinet pada Senin (9/4) waktu AS seperti dikutip Bloomberg pada Selasa (10/4).

Trump juga menyebut AS makin dekat dengan kesepakatan Kerja Sama Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA). Namun bila NAFTA tidak menghasilkan kesepakatan yang tidak menguntungkan, AS akan meninggalkannya dan mencari yang lebih bagus untuk Washington.

Pasar modal AS menunjukkan pemulihan pada Senin (9/4) setelah kabar AS akan mengupayakan redanya perang dagang mengemuka dan investor mulai melakukan aksi ambil untung. Kepala Ekonom Goldman Sachs Jan Hatzius mengatakan, riset mereka menunjukkan lada investor berharap kedua negara bisa berkompromi dan dampak ekonomi pengenaan tarif tak akan terlalu besar.

Menteri Keungan AS Steven Mnuchin sudan berbicara kepada Wakil Perdana Menteri Cina Liu He terkait isu perdagangan ini dimana AS menekankan pembukaan akses yang lebih besar terhadap produk otomotif dan kuangan. Namun, masih belum jelas akan seperti apa dan siapa yang memediasi pembicaraan antara AS dan Cina nanti. Dalam opini di Financial Times, penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro menuduh Cina melanggar aturan perdagangan yang adil dan aksi balasan Cina hanya batahan.

Seorang sumber di lingkungan Gedung Putih menyatakan respons Cina akan mengubah juga reaksi AS. AS akan mengusahakan semua langkah untuk melindungi pekerja, petani, dan peternak AS.

Wakil Presiden Eksekutif Chinese Institute of International Studies, Ruan Zongze, mengatakan, ia belum melihat ada rencana pembicaraan kedua pihak. "Yang pasti, Cina akan melawan," kata Zongze.

Presiden Cina Xi Jinping juga diharapkan bisa memberi pendekatan berbeda terhadap perang dagang ini. Setelah pengenaan tarif baja dan alumunium serta tarif 120 produk konsumsi, AS mengenakan pula tarif terhadap 1.300 barang berbasis teknologi asal Cina mulai dari semikonduktor hingga perabot rumah tangga.

Kebijakan Presiden Donald Trump ini dilakukan sebagai respons praktik bisnis Cina yang dinilai tidak adil karena mencuri kekayaan intelektual perusahaan-perusahaan AS. Cina membalas dengan mengenakan pula tarif terhadap produk-produk asal AS.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement