Senin 09 Apr 2018 22:51 WIB

Kemenpora Ajak Petani Muda Kembangkan Pertanian Organik

Ini bagian dari Program Pemuda Tani Organik Berbasiskan Kearifan Lokal.

Panen perdana padi organik di Desa Kaligerman, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan Jawa Timur.
Foto: Kemenpora.go.id
Panen perdana padi organik di Desa Kaligerman, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID,LAMONGAN -- Program Pemuda Tani Organik Berbasiskan Kearifan Lokal Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI), mulai membuahkan hasil. Sabtu (7/4) pagi, Kemenpora RI menjalankan program tersebut dengan melakukan panen perdana padi organik di Desa Kaligerman, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan Jawa Timur.

Panen perdana tersebut, dihadiri Staf Khusus Menpora Bidang Kepemudaan, Zainul Munasichin dan Sekretaris Dispora Pemkab Lamongan, Bambang Didik Suparto. Adapun pemuda taninya adalah Husni Mubarok bekerja sama dengan lembaga Gema Desantara.

“Padi ini betul-betul organik, 100 persen organik. Tidak menggunakan pupuk kimia atau insektisida sediktpun,” ujar Zainul seperti dikutip dari Kemenpora.go.id.

Menurut Husni, padi organik yang ia kembangkan menggunakan pupuk organik berupa Mikroba 5 yang bahan-bahannya semua dari alam sekitar. Antara lain, beras, tanah pohon bambu, gula merah, batang pisang, kotoran sapi dan lain-lain. Termasuk, air kencing kelinci untuk mengusir tikus.

“Biayanya jauh lebih murah. Sekali pembuatan Mikroba 5, langsung bisa digunakan hingga empat musim tanam. Nggak perlu biaya pupuk lagi,” jelasnya.

Husni menambahkan, mengembangkan pertanian organik itu punya tantangan tersendiri. Apalagi di tengah kanan kiri sawah tetangga masih menggunakan pupuk kimia.

“Sejak awal saya nanam sudah dicemooh tetangga. Padi saya kan tidak pernah hijau, kuning terus. Mereka bilang, kalo nggak kuat beli pupuk nggak usah bertani. Saya tetap jalan terus. Padi subur itu tidak harus hijau. Itu salah kaprah. Smpai akhirnya saya bisa membuktikan hasilnya,” ujar Husni Bangga.

Bambang, Sesdispora Lamongan, mengaku senang dan menyambut baik program ini. Menurutnya, program ini menjadikan para pemuda tertarik menggeluti sektor petanian.

“Pemkab Lamongan mendukung sekali. Sudah terbukti hasilnya. Ini perlu diperkuat dengan kebijakan dan regulasi baik pusat maupun daerah, agar bisa massive dan Mas Husni tidak sendiran,” terang Bambang.

Progam Pemuda Tani Kemenpora diselenggarakan di 10 provinsi di seluruh Indonesia, dengan jumlah peserta binaan 1.000 pemuda. Program ini bagian dari regenerasi petani yang terus mengalami krisis akibat minimnya pemuda yang mau menggeluti profesi petani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement