Senin 09 Apr 2018 17:06 WIB

Petani Karawang Pilih Tahan Jual Garam

Petani mengatur penjualan garam agar harganya tetap stabil.

Garam (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Garam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Sejumlah petani garam asal Kabupaten Karawang, lebih memilih menyimpan garamnya ketimbang menjual ke pasaran. Pasalnya, petani menunggu harga yang bagus untuk melepas komoditi tersebut. Meskipun saat ini, harga garam sedang tinggi. Namun, petani belum tergiur untuk menjualnya.

Ketua Forum Komunikasi Kelompok Usaha Garam Rakyat (FK Kugar) Kabupaten Karawang, Aep Suhardi, mengatakan, saat ini harga garam sedang tinggi. Mencapai Rp 3.000 per kilogram. Tetapi, banyak petani yang lebih menahan diri untuk tak menjual garamnya.

"Salah satunya, petani di Desa Ciparage Jaya, Kecamatan Tempuran," ujar Aep, kepada Republika.co.id, Senin (9/4).

Petani di wilayah ini, lebih menahan untuk tidak menjual garam. Kalau sekarang harganya Rp 3.000, dengan cara ditahan ini ke depan diharapkan harga akan semakin bagus. Misalnya, harganya naik dengan selisih Rp 200 sampai Rp 500.

 

Baca juga, 27 Perusahaan Dapat Rekomendasi Impor Garam.

 

Kemungkinan lain, stok yang ada, lanjut Aep, akan dijual ketika mendekati panen raya. Supaya, harga garam tetap stabil. Tidak terjadi penurunan drastis. Mengingat, selama ini jika sedang panen raya, harga garam akan merosot tajam. Harganya bisa sampai titik terendah Rp 150 per kilogram.

Karena itu, petani melakukan pengaturan dalam penjualan. Supaya, dalam setahun ini tidak terjadi kekosongan stok garam. "Saat ini, stok garam di Desa Ciparage Jaya masih ada sekitar 50 ton lagi," ujarnya.

Sementara itu, Nurdin Sugandi (45 tahun) salah seorang petani garam, menjelaskan, petani di Desa Ciparage Jaya bukan menahan untuk tidak menjual garam. Tetapi, lebih pada mengatur penjualan. Jadi, saat panen raya tidak semua garam dilepas (dijual). Melainkan, disisakan untuk jadi stok.

"Dalam setahun, kita produksi garam itu hanya empat bulan. Jadi, delapan bulannya kita harus menata penjualan, supaya harga garam tetap tinggi dan stabil," ujarnya.

Saat ini, harga garam sedang bagus. Maka, petani melepas sebagian stoknya. Namun, tidak semua stok dihabiskan. Tetap disediakan, supaya harganya tetap stabil.

Untuk musim tanam 2018 ini, diprediksi akan mulai pada awal Mei mendatang. Adapun garam yang diproduksi petani di Karawang, difokuskan untuk memenuhi kebutuhan lokal. Salah satunya, memenuhi kebutuhan pengolahan ikan. Jadi, bukan untuk industri.

Secara terpisah, Sekertaris Dinas Perikanan Kabupaten Karawang, Sari Nurmiasih, mengatakan, selama 2017 kemarin, hasil produksi petani garam mencapai 2.000 ton. Garam tersebut, sebagain besar diperuntukan bagi kebutuhan lokal. Salah satunya, untuk pengolahan ikan.

"Kita punya empat kecamatan yang jadi sentra garam. Salah satunya, Kecamatan Tempuran," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement