Senin 09 Apr 2018 16:51 WIB

Kemendag Perkuat Jaringan Toko Ritel Pesantren

Ritel di pesantren akan mendapat barang dengan harga sama seperti ritel modern.

Toko kelontong.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Toko kelontong.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong adanya peningkatan ekonomi di lingkungan pondok pesantren yang ada di Indonesia. Salah satunya dengan memperkuat peranan serta jaringan bagi toko ritel di lingkungan tersebut.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan toko ritel di lingkungan pesantren tersebut merupakan gagasan dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) yang akan bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). "Kerja sama antara Hipmi dan Aprindo tersebut untuk meningkatkan ekonomi di lingkungan pesantren dalam bentuk perdagangan ritel dengan sistem modern," kata Enggartiasto, di Jakarta, Senin (9/4).

Enggartiasto menambahkan, toko ritel dengan sistem modern tersebut nantinya tidak hanya melayani internal pondok pesantren tertentu. Namun, diharapkan juga bisa melayani wilayah di sekitar lingkungan pesantren, yang diharapkan akan memutar roda perekonomian.

"Selain itu nantinya akan dibuka juga pusat-pusat pelatihan untuk pengelola toko di lingkungan pondok pesantren," kata Enggartiasto.

Langkah Hipmi dan Aprindo tersebut dinilai mampu mengatasi masalah ketimpangan khususnya di sektor ritel. Banyak warung atau toko tradisional tidak mampu bersaing dengan ritel modern karena barang-barang yang dijual di toko ritel modern lebih murah daripada warung tradisional.

Nantinya, lanjut Enggartiasto, ritel di lingkungan pesantren akan mendapatkan barang dengan harga yang sama seperti ritel modern. Dengan demikian, daya saing ritel di lingkungan pondok pesantren tersebut tidak kalah dengan ritel modern.

Berdasarkan data Nielsen Indonesia, pada 2014 terdapat lebih dari tiga juta usaha ritel tradisional, termasuk yang berada di lingkungan pondok pesantren.

Sementara berdasarkan data Kemendag, Hipmi, dan Aprindo, di beberapa toko ritel milik pondok pesantern yang ada di Jawa Timur masih ditemui banyak kendala dalam melayani kebutuhan santri dan lingkungan sekitarnya. Beberapa kendala tersebut meliputi kondisi fisik toko, stok barang, sistem, dan sumber daya manusia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement