REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Badan Karantina Pertanian kembali melakukan akselerasi ekspor produk pertanian yang cukup unik yaitu tanaman pakis. Kini pakis hias Indonesia mampu menembus pasar Australia setelah sebelumnya mengisi pasar Jepang dan Singapura.
"Aturan Australia sangat ketat. Jadi ini membanggakan bagi kami membantu menembus pasar Australia," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas 1 SemarangWawan Sutian, Ahad (8/4).
Hari ini pengiriman dilakukan sebanyak 76 kotak yang berisi 38.800 tangkai pakis hias ke Australia. Ekspor pakis hias ke Australia dilakukan PT TFP yang beralamat di Temanggung melalui Bandara Achmad Yani Semarang.
Pakis hias yang akan diekspor ke Australia
Perusahaan ini telah mengembangkan tanaman pakis hias di lereng Gunung Sumbing dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Dengan luas lahan 40 hektare, setiap harinya mampu memanen 50 ribu tangkai. Di tahun 2017 mampu mengekspor 10.220.500 tangkai ke Jepang dan Singapura.
Tidak hanya permintaan ekspor saja, akan tetapi dalam negeri pun membludak. Jakarta, Surabaya, Bandung dan kota besar lainnya hampir setiap hari lakukan pengiriman.
Petugas Badan Karantina Pertanian melakukan uji pakis hias yang akan dikirim ke Australia, Ahad (8/4).
Wawan menambahkan, karantina pertanian wajib memastikan tiap tangkai pakis tidak membawa risiko penyakit tanaman ke negara tujuannya. "Bila tidak cermat, produk kita bisa ditolak ataupun dimusnahkan negara tujuan bila mereka jumpai ada hama atau penyakit tanaman," terangnya.
Dukungan teknis petugas Karantina Semarang diharapkan dapat memberikan eksportasi pakis yang berkualitas. Baik selama pemeriksaan di kebun ataupun sebelum keberangkatan ke negara tujuan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
