Jumat 06 Apr 2018 11:44 WIB

Kisruh Stasiun Duri, Menhub Minta Maaf

Pengguna komuter ingin transportasi publik yang manusiawi.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri, dan Direktur Operasional KAI Slamet Suseno Priyanto melakukan audiensi dengan Komunitas Pengguna KRL Tangerang-Duri di Le Meridien Jakarta, Jumat (6/4).
Foto: Rahayu Subekti
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri, dan Direktur Operasional KAI Slamet Suseno Priyanto melakukan audiensi dengan Komunitas Pengguna KRL Tangerang-Duri di Le Meridien Jakarta, Jumat (6/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi hari ini melakukan audiensi dengan Komunitas Pengguna Commuter Line Rute Tangerang-Duri di Hotel Le Meridien Jakarta, Jumat (6/4).

Pertemuan tersebut dilakukan untuk mendiskusikan keluhan pengguna KRL di Stasiun Duri yang merasa kapasitas stasiun itu semakin penuh akibat pengurangan jadwal kereta Duri-Tangerang. Jadwal kereta berkurang telah beroperasinya KRL Bandar.

Terkait kondisi tersebut, Budi mengungkapkan permintaan maafnya. "Saya atas nama pribadi atas nama pemerintah atas nama KAI mengucapkan maaf atas kejadian tersebut yang tidak sesuai dengan planning yang dilakukan," kata Budi di Hotel Le Meridien Jakarta, Jumat (6/4).

Budi mengakui, beberapa waktu terakhir terjadi beberapa kejadian yang membuat kapasitas Stasiun Duri berlebih. Hal itu, kata Budi, disebabkan ada perubahan jadwal di Stasiun Duri menuju Batu Ceper.

Setelah melakukan diskusi, Budi memastikan ada beberapa solusi yang diputuskan. "Ada diskusi yang konstruktif dan kita akanmelakukan improvement berkaitan dengan itu," jelas Budi.

Untuk itu, Budi menuturkan permintaan maaf karena meski jumlah kereta di tambah namun jadwal yang dikurangi membuat penumpukan kapasitas stasiun tidak memadai.

Dalam diskusi, komunitas mengguna Commuter Line meminta pemerintah untuk mengembalikan jadwal semula untuk rute Tangerang-Duri.Sebab, kapasitas stasiun yang menumpuk juga membahayakan keamanan penumpang yang berdiri di peron lima Stasiun Duri.

 

"Intinya ya kami pengen KRL Tangerang-Duri menjadi angkutan publik yang manusiawi. Berdesak-desakan di public transport itu biasa cuma yang manusiawi saja," ujar salah seorang pengguna komuter, Rusia Khoiriyah.

 

Ia juga berharap penyempurnaan kondisi di Duri supaya flow penumpang transit bisa lebih lancar. "Mereka janji mau bikinin tangga ditarget 1 minggu sudah harus ada tambahan tangga," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement