REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kenaikan harga Bahan Bakar Migas (BBM) jenis Pertalite sebesar 200 rupiah per liter belum memberi sumbangan kenaikan terhadap harga pangan di Kota Tasikmalaya. Harga pangan masih dalam kondisi normal.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Tasikmalaya Rahmat Mahmuda mengatakan harga pangan masih berada dalam kondisi stabil. Menurutnya, belum ada kenaikan harga yang terbilang signifikan. Hanya saja, kondisi kenaikan perlu terus dipantau.
"Kami akan melihat sampai tiga bulan ke depan mengenai dampak dari kenaikan harga Pertalite ini. Mudah-mudahan tidak terjadi dampak yang signifikan," katanya pada wartawan, Selasa (3/4).
Kenaikan harga pangan, kata dia memang tak bisa dihindari bila kenaikan harga BBM terjadi. Sebab kenaikan BBM akan menyebabkan kenaikan ongkos transportasi. Alhasil, kondisi itu memaksa harga pangan mengalami kenaikan, khususnya yang didatangkan dari luar daerah Kota Tasikmalaya. "Biasanya komoditas yang naik itu yang bukan diproduksi di Tasikmalaya. Seperti, cabai, daging, ayam dan daging impor," ujarnya.
Ia mengingatkan masyarakat agar lebih aktif menggiatkan program menanam tanaman di pekarangan rumah seperti cabai, tomat atau buah-buahan. "Mudah kok tanam cabai kan bisa di halaman, daripada beli," sebutnya.
Berdasarkan pantauan di pasar Kota Tasikmalaya, belum ada kenaikan harga komoditas secara signifikan. Harga ayam broiler berada di kisaran Rp 17 ribu hingga Rp 18 ribu rupiah per kilogram. Begitu pun harga beras ada di angka Rp 10.500 hingga Rp 12 ribu ribu per kilo. Harga daging juga belum beranjak dari kisaran Rp 118 ribu hingga Rp 120 ribu per kilo.