Ahad 01 Apr 2018 13:10 WIB

Transmisi Ulumbu-Labuan Bajo Hemat Rp 2,4 M per Bulan

Transmisi tersebut memperkuat sistem kelistrikan di Flores.

Rep: Rakhmat Hadi Sucipto/ Red: Andi Nur Aminah
Warga desa beraktivitas di dekat jaringan listrik milik PLN Wilayah NTT.
Foto: Rakhmat Hadi Sucipto/Republika
Warga desa beraktivitas di dekat jaringan listrik milik PLN Wilayah NTT.

REPUBLIKA.CO.ID, LABUAN BAJO -- Kehadiran transmisi saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 kilovolt (KV) dari PLTP Ulumbu hingga Labuan Bajo di wilayah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), mampu menghemat biaya pokok produksi (BPP) PLN hingga Rp 24 miliar. Direktur PLN Regional Jawa Bagian Timur Bali Nusa Tenggara, Djoko Raharjo Abu Manan, menjelaskan transmisi tersebut meliputi SUTT 150 KV Ruteng-Ulumbu 72 titik tower yang proyeknya sudah mencapai 100 persen dan SUTT 150 kV Ruteng-Labuan Bajo 230 titik tower yang mencapai tahap akhir hingga 96,4 persen.

Djoko menuturkan, penghematan tersebut terutama dari penggunaan bahan bakar minyak dengan penyerapan beban daya PLTP Ulumbu pada LWPP line charge sampai ke Labuan Bajo. Transmisi tersebut juga bakal memperkuat sistem kelistrikan Flores serta turut mendorong pertumbuhan sektor pariwisata Labuan Bajo.

Potensi pelanggan potensial di Labuan Bajo sebesar 5,2 MW. Estimasi ini, menurut Djoko, kemungkinan bisa lebih tinggi melihat gencarnya pembangunan hotel-hotel, pelabuhan, dan infrastruktur lainnya. Selain itu, transmisi juga akan meningkatkan optimalisasi pembangkit energi baru dan terbarukan PLTP Ulumbu serta meningkatkan harga jual rata-rata sebesar Rp 1.247 per KWH.

“Insya Allah interkoneksi Ruteng-Labuan Bajo bisa kami selesaikan pada bulan Mei 2018,” ungkap Djoko di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Kamis (29/3). “Kami harapkan dengan interkoneksi ini, akan memperkuat sistem Flores dan tentu dapat meningkatkan geliat aktivitas ekonomi di daerah Manggarai Raya,” tambahnya.

Panjang jaringan transmisi listrik tersebut mencapai 210 kilometer sirkit (KMS) dengan jumlah tower transmisi sebanyak 302 unit. Transmisi ini menghubungkan PLTP Ulumbu 4 x 2,5 MW di Kabupaten Manggarai Raya, gardu induk 70 KV Ruteng, dan gardu induk 70 KV Labuan Bajo.

Jaringan transmisi ini menjadi bagian dari pembangunan jaringan transmisi sistem Pulau Flores yang mulai dibangun pada 2013. Jaringan ini membentang dari Labuan Bajo di bagian barat sampai ke Kota Larantuka di bagian timur Pulau Flores.

Jaringan transmisi SUTT PLTP Ulumbu, Ruteng, hingga Labuan Bajo berpotensi menguatkan sistem karena menginterkoneksikan semua pembangkit dengan gardu induk di wilayah Manggarai Raya (Manggarai Timur, Manggarai, dan Manggarai Barat). Interkoneksi menggunakan tegangan hantar 70 KV dan 150 KV yang lebih besar dari tegangan menengah 20 KV yang digunakan pada saat ini. Penguatan sebagai bagian dari Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN NTT 2018-2027.

Terdapat dua pembangkit yang berkapasitas cukup besar di Manggarai. Yakni Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu dengan total kapasitas 10 MW dan PLTMG MPP Flores-Labuan Bajo berkapasitas 20 MW. Transmisi ini direncanakan beroperasi pada Mei 2018.

Untuk membangun sistem andal, diperlukan jaringan transmisi yang mampu menghantarkan daya yang dibangkitkan dari kedua pembangkit tersebut ke pelanggan. Jaringan transmisi dan distribusi ini juga berfungsi agar kedua pembangkit bisa saling menopang suplai listrik kepada pelanggan. Sistem operasinya interkoneksi serta saling mengisi defisit daya dari sistem kelistrikan di wilayah Manggarai Raya.

Djoko mengatakan, pada 2019 mendatang, PLN menargetkan seluruh kabupaten di Pulau Flores dapat menikmati pelayanan listrik yang andal dari keberadaan jaringan transmisi yang terhubung secara interkoneksi. PLN juga yakin mampu memperluas jaringan tegangan menengah ke desa-desa yang belum berlistrik melalui program listrik desa (Lisa). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement