REPUBLIKA.CO.ID,LOMBOK TENGAH -- Peletakan batu pertama atau ground breaking pembangunan Hotel Royal Tulip di kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika dilaksanakan pada Senin (26/3). General Affair PT Indonesian Tourism Development Coorporation (ITDC) I Gusti Lanang Brata Sutha mengatakan, pembangunan Hotel Royal Tulip menjadi langkah awal ITDC dalam melaksanakan pembangunan hotel lainnya yang ada di kawasan yang digadang-gadang akan menjadi the Next Nusa Dua tersebut.
Pengerjaan Hotel Royal Tulip sendiri ditargetkan rampung pada 2019 mendatang. "Pembangunan ini dilakukan selama satu tahun tujuh bulan, dan ditargetkan selesai pada 2019, sekaligus juga langsung bisa beroperasi," kata Brata Sutha di KEK Mandalika, Lombok Tengah, NTB, Senin (26/3).
Brata menjelaskan, Hotel Royal Tulip merupakan investasi dari investor List International Korea, yang bekerja sama dengan Hartono Jakarta. Hotel yang berdiri di atas lahan seluas 3,2 hektare ini memiliki 198 kamar, terdiri atas 178 kamar untuk hotel, dan 20 kamar villa, dengan anggaran pembangunan mencapai Rp 400 miliar.
Brata menyebutkan, selain Hotel Royal Tulip, peletakan batu pertama pembangunan juga akan dilakukan Hotel Paramount dalam waktu dekat. Investor asal Amerika Serikat ini berada di lahan seluas empat hektare dengan 300 kamar.
Kata Brata, hal ini menjadi bukti bahwa kepercayaan investor berinvestasi di KEK Mandalika cukup tinggi. "Kalau tidak percaya, jelas tidak mungkin mereka melakukan investasi di sini," ucap Brata.
KEK Mandalika memang sedang berpacu dengan waktu untuk melengkapi sejumlah sarana dan prasarana sebagai destinasi bertaraf internasional yang ditargetkan sudah beroperasi pada 2019. Selain Hotel Royal Tulip dan Hotel Paramount, ada juga pembangunan Hotel Grand Aston dengan konsep hotel dan vila, di susul 250 kamar yang dibangun Hotel Palamarta, serta Hotel Meria dengan 168 kamar, dan juga akan dibangun hotel syariah.
Brata memandang, pesatnya pembangunan hotel di KEK Mandalika akan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar, mengingat membutuhkan jumlah tenaga kerja yang tidak sedikit, baik sejak proses pembangunan hingga saat tahap pengoperasian. "Kita malah bertanya-tanya, apakah SDM kita di NTB ini mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerjanya, karena perhotelan dan bisnis lainnya yang ada di KEK Mandalika nanti membutuhkan ribuan tenaga kerja," ucap Brata.
ITDC, lanjut Brata, juga mengharapkan dukungan berbagai pihak,terutama dari segi keamanan dan kenyamanan dalam menjamu para wisatawan yang datang ke KEK Mandalika.
"Pak Gubernur NTB (TGB Zainul Majdi) juga punya harapan yang sama agar kepercayaan para investor dalam menanam saham didaerah ini harus tetap dijaga,dengan sama-sama saling menjaga keamanan dan kenyamanan," kata Brata menambahkan.