REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah Grab mengakuisisi Uber dinilai tepat. Akuisis dipandang akan berdampak positif bagi bisnis Grab.
"Menurut saya akan positif bagi Grab dengan membangun differensiasi bisnis. Meski dalam bentuk bisnis jasa yang sama yaitu transportasi berbasis aplikasi," ujar pengamat IT dan E-commerce Institut Teknologi Bandung (ITB) Kun Arief Cahyantoro, Senin, (26/3).
Di sisi lain, kata dia, kompetitor Grab yakni Gojek, juga telah melakukan differensiasi dalam bentuk layanan. Baik berupa transportasi hingga layanan bersifat hiburan.
Hanya saja menurutnya, Grab harus hati-hati membangun dua lini bisnis yang sama, agar jangan sampai terjadi saling memakan antarbisnis. "Segmentasi dan layanan unik dari masing-masing antara Grab dan Uber, menjadi kunci untuk berhasil atau tidaknya bisnis sebagai hasil akuisisi ini," kata Kun Arief.
Sementara itu bagi Uber, dia menilai sebaiknya tetap menjalankan pola sama seperti sekarang. "Jangan karena diakuisi lalu berubah menjadi bentuk bisnis seperti Grab. Bahkan nama pun sebaiknya tetap sama. Hal ini untuk tetap menjadi market segmented yang menjadi wilayahnya," tegasnya.
Seperti diketahui, hari ini Grab resmi mengumumkan akuisisi terhadap Uber di Asia Tenggara. Dengan begitu, nantinya seluruh layanan Uber akan terintegrasi ke platform Grab.