Senin 26 Mar 2018 15:58 WIB

Pertalite Naik, Warga Minta Pertamina Jamin Ketersediaan

Warga berharap jangan sampai sudah mengalami kenaikan stok pertalite juga langka.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Gita Amanda
Warga secara swadaya mengisi BBM jenis Pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar umum (SPBU).(ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Warga secara swadaya mengisi BBM jenis Pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar umum (SPBU).(ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Penyesuaian harga bahan bakar minyak non-subsidi jenis pertalite yang mulai berlaku per 24 Maret 2018 mendapatkan respons dari masyarakat, di Provinsi Jawa Tengah. Beberapa di antara mereka menyebut penyesuaian harga pertalite belum memberatkan. Tapi mereka meminta Pertamina menjami ketersediaannya.

"Naik Rp 200 per liter tidak masalah, yang penting jangan sampai terjadi kelangkaan," ungkap Susilo (44), warga Surakarta, Senin (26/3).

Ia mengakui, guna mendukung aktivitas pekerjaannya di Semarang ia harus mengendarai sepeda motor. Setiap dua hari sekali, ua harus mengisi BBM non-subsidi jenis Pertalite.

Susilo baru mengetahui ada kenaikan harga dari Rp 7.700 menjadi Rp 7.900 per liter setelah pulang ke Solo, akhir pekan kemarin. Menurutnya kenaikan harga Rp 200 per liter belum banyak berdampak pada pengeluarannya.

Hal senada diungkapkan Nugroho (39), warga Tembalang, Kota Semarang. Menurutnya, jangan sampai masyarakat masih kesulitan untuk mendapatkan pertalite.

Sebab kelangkaan, yang membuat pertalite sulit didapatkan, justru akan membuat harga BBM non-subsidi tersebut menjadi lebih mahal. Sebab ini semua berujung pada mekanisme pasar yang menentukan.

Jika pertalite sampai terbatas di SPBU, masyarakat akan mendapatkannya dengan harga lebih mahal di pengecer-pengecer. "Pokoknya, jangan sampai pertalite kemudian menjadi langka. Karena konsumsi Premium (BBM bersubsidi) sudah mulai berkurang," katanya.

Terpisah, PT Pertamina MOR IV yang dikonfirmasi mengimbau masyarakat untuk tidak mencemaskan ketersediaan pertalite. Meski permintaan konsumsi BBM non-subsidi ini terus meningkat.

"Permintaan pertalite memang semakin tinggi, namun Pertamina selalu menjamin ketersediaan BBM non-subsidi ini guna mencukupi kebutuhan masyarakat," ungkap Pejabat Manajer Komunikasi dan CSRPertamina MOR IV, Muslim Dharmawan.

Di Jawa Tengah dan Yogyakarta, ketersediaan pertalite masih terjaga. Juga dengan stok premium bagi kebutuhan masyarakat. Karena di wilayah kerja MOR IV masih ada 340 SPBU yang masih menjual BBM jenis premium, seiring beralihnya konsumsi dari premium ke pertalite.

Ia juga menjelaskan, PT Pertamina (Persero) memang menyesuaikan harga Pertalite sebesar Rp 200 per liter di SPBU seluruh Indonesia, terhitung mulai 24 Maret 2018 kemarin. Berdasarkan penjelasan Vice President Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito kebijakan ini diambil karenadampak dari harga minyak mentah dunia yang terus merangkak naik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement