REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menegaskan kondisi daging untuk memenuhi kebutuhan Ramadhan dalam kondisi aman. Termasuk dalam melakukan impor daging untuk menjaga pasokan daging di dalam negeri.
"Aman, kemarin sudah dibicarakan, berapa pun yang dibutuhkan kita gelontorkan," ujar dia, Kamis (22/3).
Tidak ada batasan dalam impor tersebut. Enggar menambahkan, pihaknya akan menggelontorkan berapapun yang dibutuhkan karena harga daging yang masih fluktuatif.
Selain memanfaatkan stok dari produksi lokal, daging beki juga akan diimpordari Australia, Selandia Baru dan Meksiko. Bahkan dalam waktu dekat jika disetujui, Brasil akan menjadi negara pengekspor daging ke Indonesia.
"Ini dari Ditjen PKH kita segera kirim ke Brasil, kita masukan dari Brasil, dari mana saja kita masukin. Berapa saja yang dibutuhkan," katanya.
Saat ini Indonesia telah membuka impor daging kerbau India hingga 100 ribu ton yang masuk bertahap. Untuk itu Enggar meminta masyarakat tidak khawatir karena pemerintah berupaya menyiapkan daging untuk memenuhi kebutuhan.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita mengatakan, kebutuhan daging sapi pada Mei-Juni atau Ramadhan dan Idul Fitri 2018 mencapai116 ribu ton. Sementara stok daging sapi lokal hanya 76 ribu ton. Sehingga perlu melakukan impor untuk memenuhi sisa kebutuhan.
"Monggo semua (negara; red) tapi semua harus memenuhi kebutuhan teknis yang telah kita tetapkan," ujarnya.
Termasuk Brasil yang dalam waktu dekat, ia melanjutkan, akan mengirim timnya ke sana terkait kehalalan unit usaha, pemenuhan prinsip-prinsip kesehatan, keamanan pangan dan sebagainya. "Tim itu akan menilai kalau dia bilang hebat tapi kenyataannya tidak, kita keluarin," ujar dia.
Ia menambahkan, jikaimpor daging sepanjang yang direncanakan masuk semua ke Indonesia, maka akan ada kelebihan 11 ribu ton.