Kamis 22 Mar 2018 07:01 WIB

Aspal Plastik dan Karet akan Dipakai dalam Pekerjaan Jalan

Penerapan teknologi aspal plastik merupakan upaya pemerintah mengurangi limbah.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Teguh Firmansyah
Sejumlah pekerja melakukan pengaspalan jalan bercampur limbah plastik (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Risky Andrianto
Sejumlah pekerja melakukan pengaspalan jalan bercampur limbah plastik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun ini mengembangkan teknologi aspal plastik dan aspal karet. Teknologi tersebut diterapkan dalam paket pekerjaan pemeliharaan jalan nasional di beberapa provinsi.

Sebelumnya Kementerian PUPR telah melakukan ujicoba penerapan campuran aspal plastik di beberapa kota seperti Jakarta, Bekasi, Denpasar, Makassar, dan Tangerang.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan penerapan teknologi aspal plastik merupakan upaya pemerintah dalam pengurangan limbah kantong plastik.

"Upaya ini bertujuan mengurangi sampah kantong plastik dengan mengolahnya menjadi bahan campuran aspal," ujarnya melalui siaran pers, Kamis (22/3).

Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR menargetkan penerapan teknologi aspal plastik dapat dilakukan sepanjang 25 km yang terbagi menjadi beberapa ruas. Ruas-ruas tersebut di antaranya Sipinsur-Bakara di Provinsi Sumatera Utara sepanjang 3 km, pelebaran jalan Lawean-Sukapura di Jawa Timur sepanjang 1,3 km.

 

Tiga ruas lain di Sulawesi Selatan yakni pekerjaan rekonstruksi jalan akses bandara Pongtiku-Toraja 3,5 km, rekonstruksi Janeponto-Bantaeng-Bulukumba-Bira dan Bulukumba-Sinjai 2,2 km dan pembangunan akses Labuan Bajo di NTT sepanjang 9 km.

Untuk meningkatkan ketersedian bahan plastik cacah, pihaknya telah memesan sebanyak 1.000 mesin pencacah sampah plastik yang merupakan hasil inovasi Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada yang akan diproduksi massal oleh salah satu BUMN yakni PT Barata Indonesia.

"Alat-alat tersebut nantinya akan didistribusikan ke Balai Besar/Balai Pelaksanaan Jalan Nasional di seluruh Indonesia," ujar dia. Ia berharap alat-alat tersebut dapat mendukung pelaksanaan pemeliharaan jalan nasional.

Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto mengatakan, penerapan teknologi campuran aspal plastik mengacu pada spesifikasi khusus interim Skh-1.6.10 Campuran Beraspal Panas Menggunakan Plastik. Ada beberapa kelebihan teknologi aspal plastik yaitu tingkat perkerasan yang lebih baik, tidak mudah meninggalkan jejak roda kendaraan saat aspal basah dilalui kendaraan dan daya tahan yang semakin tinggi bila dibandingkan dengan aspal biasa.

"Penggunaan limbah plastik juga sudah dinyatakan aman dan bebas dari ancaman racun pada plastik," kata Arie.

Hal tersebut sudah dilakukan lewat berbagai uji klinis di Balitbang PUPR tentang limbah plastik tersebut.

Selain limbah plastik, Kementerian PUPR pada tahun ini juga akan menerapkan campuran aspal dengan komoditas karet sebagai upaya pemanfaatan karet alam dalam negeri. Penerapan teknologi aspal karet akan diimplementasikan pada paket pekerjaan Preservasi Rehabilitasi Jalan Muara Beliti - Batas Kabupaten Musi Rawas - Tebing Tinggi - Bts Kota Lahat dengan total panjang 8,33 km yang ada di Sumatera Selatan.

Sebelumnya ujicoba penggunaan aspal karet telah dilakukan pada pelapisan ulang jalan di Lido, Sukabumi, Jawa Barat dengan kandungan karet alam sebesar 7 persen. Dalam satu ton campuran beraspal panas dapat dimanfaatkan kurang lebih sebanyak 4,2 kg karet alam.

Kelebihan campuran aspal karet alam yakni meningkatkan kualitas perkerasan aspal dalam hal usia layanan dan ketahanan terhadap alur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement