REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - BCA Syariah masih fokus pada penyaluran pembiayaan di sektor produktif. Porsi pembiayaan produktif yang mencakup segmen komersial dan UMKM mencapai 96 persen, sedangkan sisanya merupakan pembiayaan konsumtif.
"Kami banyak masuk di industri lerkebunan dan perdagangan. Juga ada lembaga keuangan non bank berbentuk koperasi maupun perusahaan multifinance," kata Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih dalam acara Paparan Kinerja Tahun 2017 di Jakarta, Rabu (21/3).
Sektor produktif yang potensial untuk disalurkan pembiayaan antara lain, sektor perdagangan, industri, perkebunan, lembaga keuangan non bank, serta perikanan.
Total pembiayaan yang disalurkan BCA Syariah pada 2017 mencapai sebesar Rp 4,19 triliun naik 21,03 persen (yoy) dibandingkan 2016 yang sebesar Rp 3,46 triliun. Dari angka tersebut, sebanyak 76,11 persen atau sebesar Rp 3,19 triliun disalurkan untuk pembiayaan komersial. Kemudian sebanyak 20,1 persen atau sebesar Rp 842 miliar disalurkan kepada sektor UMKM. Sisanya 3,79 persen atau sebesar Rp 159 miliar disalurkan untuk pembiayaan konsumer.
BCA Syariah juga mendorong porsi pembiayaan UMKM agar sesuai dengan ketentuan regulator yakni sebesar 20 persen pada 2018. BCA Syariah menyasar debitur dengan omzet di bawah Rp 50 miliar.
John Kosasih mengakui penyaluran pembiayaan konsumtif di BCA Syariah masih kurang. Karenanya, tahun ini BCA Syariah mencoba mendorong sektor konsumtif. Antara lain dengan pembiayaan kepemilikan rumah (PPR), pembiayaan kendaraan bermotor, pembiayaan emas, serta pembiayaan umrah.
"Ini tantangan. Tidak mudah karena persaingan luar biasa. Oleh karena itu kami melakukan kemitraan dengan nasabah eksisting dengan memberikan program-program khusus," kata dia.
BCA Syariah juga akan melihat peluang kerjasama dengan perusahaan teknologi finansial (fintech). Menurutnya, hal iu menarik karena fintech telah melakukan kerjasama dengan e-commerce. Dimana e-commerce memiliki data yang rinci mengenai usaha para pelaku UMKM yang menjadi anggotanya. "Data-datanya lengkap seperti sudah menjual berapa banyak, rating bagus atau tidak. Itu bisa menjadi dasar kami memberikan pembiayaan bagi mereka," ungkapnya.
Total aset BCA Syariah sampai dengan Desember 2017 tumbuh 19,3 persen (yoy) menjadi Rp 5,96 triliun dari 2016 yang sebesar Rp 4,9 triliun. Kenaikan aset didukung peningkatan pembiayaan sebesar 21 persen (yoy) menjadi Rp 4,2 triliun dari sebelumnya Rp 3,46 triliun.