REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kedubes Amerika Serikat menjajaki peluang untuk berinvestasi dan menjalin kerja sama di Kabupaten Indramayu. Pemerintah Kabupaten Indramayu pun membuka pintu lebar bagi calon investor yang ingin menanamkan investasinya.
Ketertarikan AS dengan berbagai peluang investasi di Indramayu itu terungkap dalam pertemuan antara tim dari Kedubes AS dengan Bupati Indramayu, Anna Sophanah, di Pendopo Indramayu, Selasa (20/3) lalu. Tim dari Kedubes AS dipimpin oleh Wakil AtaseKebudayaan Maxwell Harrington, dan Wakil Atase Pers Alexia Branc.
Dalam kesempatan itu, Maxwell Harrington, mengaku banyak mendengar tentang pertanian dan mangga di Kabupaten Indramayu. Karena itu, dia ingin melihat langsungk ondisi yang ada di Indramayu sekaligus melihat peluang-peluang usaha di Indramayu.
Maxwell pun melontarkan pertanyaan langsung kepada bupati Indramayu mengenai berbagai hal. Pertanyataan itu di antaranya seputar kebijakan peluang investasi, pariwisata, pertanian, peningkatan SDM, tenaga kerja, dan penanganan sampah.
"Apakah Indramayu memiliki perencanaan untuk mendatangkan investor? Dan bagaimana kelanjutan agar pertanian dapat bertahan, pengembangan budi daya mangga, serta penanganan sampah?" tanya Maxwell.
Berbagai pertanyaan tersebut langsung dijawab dengan lugas oleh Bupati Indramayu, Anna Sophanah. Terkait dengan investasi, Indramayu saat ini membuka pintu bagi para calon investor yang akan menanamkan modal atau berinvestasi di Kabupaten Indramayu.
Saat ini, Indramayu sedang menyiapkan lahan untuk kawasan industri seluas kurang lebih 20 ribu hektare. Adapun lokasinya tersebar di delapan kecamatan.
"Kami membuka pintu untuk investasi dengan perizinan yang mudah dan cepat. Investor dari Amerika silahkan masuk ke Indramayu," tutur Anna.
Sementara itu, usai bertemu dengan Bupati Indramayu, tim dari Kedubes AS meninjau program Manajemen Sampah Zero (Masaro) di Desa Tinumpuk, Kecamatan Juntinyuat.
Seperti diketahui, program Masaro merupakan hasil kerja sama antara Pemkab Indramayu PT Polytama Community Based Organization (CBO) Ikatan Buruh Migran Tinumpuk Berseri ITB. Program itu merupakan pilot project pengelolaan sampah, terutama sampah plastik, di Indonesia.
Program Masaro itupun mendapatkan apresiasi dari tim Kedubes AS. Mereka menilai, program tersebut merupakan langkah nyata untuk mengurangi sampah dari sumbernya dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.
Selain mengunjungi Masaro, tim juga mengunjungi sentra batik Paoman. Mereka juga memberikan kuliah umum di sejumlah kampus di Indramayu.