Rabu 21 Mar 2018 13:21 WIB

Provinsi Aceh Masih Impor Garam

Nilai impor garam, belerang dan kapur hampir mencapai 1,5 juta dolar AS.

Tumpukan garam impor (ilustrasi).
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Tumpukan garam impor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Provinsi Aceh masih mengimpor garam senilai 1,5 juta dolar AS untuk mencukupi kebuhan lokal selama  2017.

"Tahun lalu, tercatat impor kelompok komoditi garam, belerang, dan kapur 1.492.082 dolar AS," tutur Kepala Badan Pusat Statistik Aceh, Wahyudin di Banda Aceh, Rabu (21/3).

Jumlah nominal tersebut, jelas dia, menurun 160 ribu dolar AS dibanding dengan 2016. Sepanjang 2016, impor komoditi garam 1,65 juta dolar AS.

Ia menceritakan, total nilai impor ke provinsi paling barat di Indonesia ini sepanjang tahun 2017 tercatat 32,83 juta dolar AS dengan 12 kelompok komoditi terbesar.

 

Baca juga, Pilih Impor, Pemerintah Nilai Garam Rakyat tak Capai Standar.

 

Ada lima kelompok komoditi terbesar, diantaranya seperti mesin-mesin/pesawat mekanik senilai 18,18 juta dolar AS. Lalu komoditi kapal laut senilai 9,78 juta dolar AS, diikuti garam, belerang, dan kapur 1.492.082 dolar AS, pupuk 510,85 ribu dolar AS, dan biji-bijian berminyak 336,63 ribu dolar AS.

"Nilai impor di Aceh ini meningkat, jika kita bandingkan di tahun 2016 total 23,52 juta dolar AS dengan 13 kelompok komoditi terbesar. Yang tak ada diimpor tahun lalu yakni gandum-ganduman," terangnya.

Ia menjelaskan, terdapat sembilan negara importir kelompok komoditi terbesar dengan Cina tercatat paling tinggi yakni 10,49 juta dolar AS."Disusul Korea Selatan sebesar 7,8 juta dolar AS, Filipina 5,1 juta do lar AS, India 2,53 juta dolar AS, Singapura 2,08 juta dolar AS, Thailand 1,77 juta dolar AS, dan Italia 1,3 juta dolar AS," kata Wahyudin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement