Senin 19 Mar 2018 06:05 WIB

Singapura 'Juara' Kota dengan Biaya Hidup Termahal

Selama lima tahun berturut-turut, Singapura menjadi kota dengan biaya hidup termahal.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Andi Nur Aminah
Kota Singapura
Foto: Dumalana
Kota Singapura

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Singapura menjadi kota dengan biaya hidup termahal di dunia selama lima tahun berturut-turut. Demikian menurut laporan riset The Economist, Economist Intelligence Unit (EIU) berjudul Worldwide Cost of Living. Paris dan Zurich sama-sama berada peringkat dua.

Negara-negara di Asia Pasifik dan Eropa masih mendominasi daftar teratas kota-kota berbiaya hidup termahal dalam laporan tersebut. Biaya kepemilikan kendaraan yang luar biasa malah jadi salah satu sebab Singapuran masuk dalam 10 besar itu. Meski begitu, laporan ini mencatat harga kebutuhan rumah tangga dan upah asisten rumah tangga di Singapura masih lebih murah dibanding sembilan negara lain di jajaran 10 teratas.

Tokyo dan Osaka dikecualikan dalam daftar 10 teratas karena inflasi yang rendah. Riset EIU ini didesain untuk membantu perusahaan mengukur biaya hidup karyawan di sana dan kompensasi untuk perjalanan dinas ke sana, demikian dilansir Bloomberg, pekan ini.

Pada 2013, Tokyo merupakan kota dengan biaya hidup termahal di dunia. Namun peringkat Tokyo melorot ke posisi 11 pada 2017. Pun Hong Kong yang pada 2016 menjadi kota berbiaya hidup termahal ke dua menjadi termahal ke empat pada 2017.

Di peringkat lima ada Oslo dan di peringkat enam ada Jenewa dan Soeul bersama-sama, menyusul Copenhagen di peringkat delapan dan Tel Aviv di peringkat sembilan. Oslo, Jenewa, Zurich dan Copenhagen naik peringkat dari tahun sebelumnya. Sydney sebagai kota berbiaya hidup mahal juga masuk ke peringkat 10.

"Fluktuasi mata uang jadi penyebab utama perubahan peringkat biaya hidup di 133 negara yang disurvei," demikian isi laporan EIU.

Pelemahan dolar demikian berarti bagi 10 kota di AS karena biaya hidup yang mahal meski peningkatan biaya hidup di sana sudah terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini. Laporan ini memuat New York dan Los Angeles sebagai kota termahal ke 13 dan ke 14 termahal di dunia, turun dari peringkat 11.

Dolar sempat jatuh dibanding 10 mata uang negara-negara G-10 pada 2017. Sementara nilai euro naik lebih dari 14 persen.

Paris menjadi satu-satunya negara Eropa yang masuk 10 teratas negara berbiaya hidup mahal. Lapiran EIU ini menyebut Paris secara struktural tetap jadi kota yang luar biasa mahal dengan menyisakan alkohol, tembakau, dan biaya transportasi yang harganya relatif sebanding dengan negara Eropa lain.

Tel Aviv juga masuk dalam 10 metropolis Timur Tengah termahal. Biaya transportasi di sana 79 persen lebih tinggi dibanding biaya transportasi di New York.

Meski Asia punya banyak kota dengan biaya hidup mahal, Asia juga termasuk kawasan dengan banyak kota yang terjangkau. Kota-kota di Asia Selatan seperti Bangalore, Chennai, Karachi dan New Delhi cukup murah. Damaskus dan Venezuela bahkan termasuk kota berbiaya hidup termurah.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement