REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Tengah, Arief Latjuba mengatakan Bulog hingga kini masih terus melakukan operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga beras. "Kegiatan itu sangat membantu masyarakat, terutama kalangan menengah dan bawah dalam mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau," katanya di Palu, Kamis (15/3).
Ia mengatakan Bulog sudah melaksanakan operasi pasar sejak Januari 2018 dan sampai sekarang kegiatan tersebut masih berlangsung. Pelaksanaan operasi pasar tidak hanya di Kota Palu, tetapi juga di kabupaten yang ada di Provinsi Sulteng.
Menurut dia, kegiatan dimaksud selain sangat menolong masyarakat, juga harga beras di tingkat pengecer selama ini cukup terkendali. Pada awal 2018, harga beras di sejumlah daerah, termasuk di Sulteng bergerak naik. Tetapi setelah Bulog melalukan operasi pasar, harga cenderung turun dan hingga kini masih bertahan.
Karena itu, Arief berharap operasi pasar yang dilakukan Bulog tetap dilanjutkan sampai tiba panen raya. Sementara Kepala Bidang Pengadaan dan OPP Perum Bulog Sulteng Bahar Haruna mengatakan pihaknya masih melanjutkan operasi pasar meski harga beras di pasaran terbilang stabil.
Bulog, menurut dia, tetap melaksanakan operasi pasar, tetapi tidak segencar priode Januari-Februari 2018. Bulog Sulteng selama kegiatan tersebut berlangsung telah menjual beras medium kepada konsumen hampir 3.000 ton.
Harga penjualan beras oleh Bulog kepada masyarakat rata-rata Rp 8.500/kg. Harga penjualan itu, Bahar mengatakan, sama berlaku di seluruh kabupaten/kota di Sulteng. Pemerintah pusat sebelumnya menetapkan harga eceran beras di tingkat pengecer tertinggi Rp 9.450/kg untuk jenis beras medium dan premium mencapai 12.800/kg. Harga beras premium di Sulteng tertinggi saat ini mencapai Rp 12 ribu per kg atau masih di bawah HET pemerintah.