REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018 Luhut Panjaitan memastikan adanya penerbangan ekstra menuju Bali pada saat penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-WB pada 8-14 Oktober 2018.
"Kita sikapi dengan kerja sama (maskapai) Garuda (Indonesia), rute Bali-Singapura. Itu ada ekstra 'flight' untuk mengakomodasi itu," kata Luhut seusai memimpin rapat koordinasi persiapan penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-WB di Jakarta, Selasa (13/3).
Luhut mengatakan penerbangan ekstra dibutuhkan karena tingginya permintaan tiket pesawat dari peserta pertemuan tahunan menuju Bali untuk menghadiri acara akbar yang berlangsung di Nusa Dua. Tingginya permintaan tiket pesawat tersebut dinilai masuk akal karena tujuan kehadiran para peserta acara akbar tidak hanya untuk mengikuti pertemuan tahunan, namun juga berlibur ke pulau dewata tersebut.
Menurut rencana, sebanyak 18 ribu-21 ribu orang akan menghadiri pertemuan tahunan ini, sehingga kebutuhan akan tiket pesawat semakin meningkat, terutama untuk kelas bisnis.
Untuk itu, menurut Luhut, penerbangan ekstra ini tidak hanya disediakan oleh maskapai nasional Garuda Indonesia, namun juga dengan maskapai lainnya seperti Batik Air maupun Singapore Airlines.
"Kita koordinasi tidak hanya dengan Garuda, tapi Batik Air dan SQ (kode maskapai Singapore Airlines), semestinya ini tidak ada masalah," ungkap Luhut yang juga menjabat sebagai Menko Kemaritiman ini. Luhut menambahkan fokus utama saat ini adalah mengantisipasi kedatangan peserta yang membludak dalam waktu singkat selama dua minggu di Bali.