Senin 12 Mar 2018 17:39 WIB

Pengalaman Dagang, Indonesia Bisa Belajar dari Singapura

Singapura punya kemampuan. Mereka kecil tapi jadi pusat perdagangan dunia.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
Plt Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kemenko Perekonomian Elen Setiadi usai menandatangani nota kesepahaman (MoU) Capacity Building on e-Commerce Logistics in Indonesia dengan Singapore Cooperation Enterprise (SCE) di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (12/3).
Foto: Fuji Pratiwi
Plt Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kemenko Perekonomian Elen Setiadi usai menandatangani nota kesepahaman (MoU) Capacity Building on e-Commerce Logistics in Indonesia dengan Singapore Cooperation Enterprise (SCE) di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (12/3).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dengan pengalaman perdagangan internasionalnya, Indonesia bisa belajar hal itu dari Singapura untuk kemudian diaplikasikan dalam praktik niaga daring dan sistem logistik terkait.

Plt Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kemenko Perekonomian Elen Setiadi menjelaskan, nota kesepahaman (MoU) Capacity Building on e-Commerce Logistics in Indonesia dan Capacity Building fot Technical Education in Supply Chain Management for e-Commerce dengan Temasek Foundation International dan Singapore Cooperation Enterprise (SCE) lebih pada kerja sama pembelajaran.

Singapura punya pengalaman di niaga daring (e-commerce). MoU pertama antara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan SCE senilai 620.899 dolar Singapura dan MoU ke dua antara Kemenristek Dikti dengan Republic Polytechnic senilai 482.120 dolar Singapura.

"Singapura punya kemampuan. Mereka kecil tapi jadi pusat perdagangan dunia. Indosia bisa belajar cepat soal itu ke Singapura," ungakap Elen di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (12/3).

Kemenko Perekomian menyampaikan terima kasih kepada Temasek dan SCE atas kerja sama ini. Apalagi, Indonesia sedang menerapkan sistem logistik nasional.

Apalagi niaga daring sedang maju. Nilai transaksi niaga daring pada 2016 sebesar 5,6 juta dolar AS (Rp 75 triliun) dengan pangsa transaksi masih dominan Jawa sebesar 71,39 persen.

Soal revitalisasi logistik, PT Pos ditunjuk untuk menjalankan tugas itu. Karena PT Pos punya jaringan sampai pelosok.

Tantangan lain dalam niaga daring adalah mengangkat UMKM ke level internasional. Saat ini pangsa UMKM baru 2-8 persen. Indonesia ingin produk produk UMKM layak masuk ke pasar global.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement