REPUBLIKA.CO.ID, SERPONG -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman membaur dan menyapa langsung para pelaku usaha kopi dan petani sesaat sebelum acara Pengukuhan dan Pelantikan Pengurus Dewan Kopi Indonesia pada Ahad (11/3). Amran bertanya kepada para pengusaha kopi terkait bantuan apa yang bisa diberikan pemerintah guna kemajuan kopi Indoesia.
Mendengar pernyataan tersebut, para peserta langsung menyampaikan uneg-unegnya selama ini. Salah satunya adalah perlunya peremajaan tanaman kopi. Mendengar hal ini, Amran langsung memanggil Dirjen Perkebunan saat itu juga. Amran langsung memerintahkan agar menambahkan anggaran untuk kopi dan realokasi. "Sekiranya anggarannya kurang nanti saya tambah," kata Amran.
Dalam pertemuan dengan Dewan Kopi Indonesia, Amran mengatakan pengembangan Kopi Nusantara akan dibuat konsep seperti program jagung yang saat ini sudah berhasil bahkan sampai ekspor. Pola kerjasama dengan para pelaku usaha kopi baik itu eksportir, pelaku bisnis warung kopi, penangkar bibit kopi dan para petani.
"Caranya semua pelaku usaha membagi habis pengembangan kopi ini berdasarkan wilayah kerja masing masing," katanya.
Zulhas Sayangkan Perkebunan Kopi Indonesia Alami Penurunan
Pelaku usaha bermitra dan membina petani kopi. Eksportir untuk membawahi penangkar bibit. Para petani berproduksi kopi dari hulu sampai hilir. Pola ini diyakini bisa membangkitkan gairah para petani untuk membudidayakan kopi. Untuk diketahui, pengukuhan Pengurus Dewan Kopi Indonesia ini dilakukan Menta untuk periode 2018 -2022.
Kementan sudah mengalokasikan anggaran sekitar Rp 2,2 T untuk mengembalikan kejayaan rempah termasuk didalamnya adalah pengembangan kopi. Kerjasama dengan Dewan Kopi Indonesia diharapkan menjadi langkah yang lebih mudah untuk mencapai tujuan bersama.
Amran Sulaiman mengatakan saat ini Indonesia berada di urutan keempat negara pengekspor kopi. Padahal dahulu pernah berada di urutan ketiga dunia. Kunci dalam meningkatkan perkopian di Indonesia adalah dengan perbaikan kelembagaan, kemudahan akses ke perbankan dan perbaikan rantai pasok.
"Yang tidak kalah pentingnya adalah produktivitas kita harus angkat," ujar dia.
Berkaca dari Vietnam yang dulu mempelajari kopi di Indonesia, kini mampu menghasilkan kopi dengan produktivitas mencapai 3 hingga 4 ton per hektare. Sementara Indonesia hanya 0,7 ton per hektare.
Padahal, dari segi lahan kopi yang ada, luasan di Indonesia untuk kebun kopi setara dengan Brasil mencapai 1,2 juta hektare. Menurutnya, dengan peningkatan produktivitas minimal 3 ton per hektare, itu artinya produksi kopi bisa meningkat hingga 3,6 juta ton. Pemberian bibit unggul dan pupuk akan diberikan bersumber dari anggaran dana perkebunan tahun ini. Kementan siapkan 11 juta bibit dengan pupuknya gratis.