REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan akan menyerahkan data-data pertanian ke Badan Pusat Statistik (BPS). Komentarnya ini berkaitan dengan pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyebut data milik Kementerian Pertanian (Kementan) tidak cocok dengan data di lapangan.
"Kita sekarang satu pintu. Data (pertanian) kita serahkan ke BPS," ujar Amran seusai menghadiri acara pelepasan ekspor 60 ribu ton jagung ke Filipina di Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (9/3).
Amran mengaku tidak menganggap komentar Jusuf Kalla perihal tak selarasnya data pertanian Kementan dengan data di lapangan sebagai sebuah kritik. "Bukan kritikan tapi nasihat. Coba pertanyaannya diubah," katanya kepada awak media yang meminta tanggapannya perihal pernyataan Jusuf Kalla.
Menurutnya memang ada beberapa hal yang selalu menjadi perdebatan di bidang pertanian, antara lain soal hama, banjir, kekeringan, dan data. Perihal data pertanian, Amran telah menyerahkan sepenuhnya ke BPS. "Kita serahkan ke BPS datanya, selesai," ucapnya.
Baca juga, Wapres Akui Data Pangan Bermasalah.
Jusuf Kalla sempat menyoroti tak selarasnya data pertanian Kementan dengan data di lapangan saat menghadiri KTT Ke-4 Keamanan Pangan di Jakarta Convention Center (JCC) pada Kamis (8/3). "Selain meningkatkan produktivitas, tentu kita juga harus memperbaiki data-data kita. Hampir semua data pertanian, kadang-kadang tidak sesuai lapangan," kata Jusuf Kalla.
Salah satu contoh tak selarasnya data pertanian Kementan dengan kondisi di lapangan adalah tentang jumlah produksi beras di dalam negeri. Padahal data ini cukup vital karena memengaruhi kebijakan impor.
"BPS masih bingung berapa menentukan produksi tahun ini. Sering saya katakan kepada mentan, produksi itu sama dengan konsumsi, ditambah ekspor, dikurangi impor," ucapnya menjelaskan.