Jumat 09 Mar 2018 11:01 WIB

Kebijakan Ekonomi Dinilai Masih Ada Masalah

Harusnya ketika inflasi rendah daya beli naik, tapi yang terjadi justru sebaliknya.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Andi Nur Aminah
Ichsanudin Noorsy
Foto: Republika/ Wihdan
Ichsanudin Noorsy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ichsanuddin Noorsy, pengamt ekonomi, pada 2015 lalu pernah mengingatkan bahwa perekonomian Indonesia sudah lampu kuning. Namun peringatan mantan Managing Director Lembaga Studi Kebijakan Publik ini tidak didengarkan oleh pemerintah dan pihak otoritas yang berwenang.

Ichsan pun mengatakan, dalam bahasa lain, kebijakan ekonomi Presiden Jokowi saat ini tidak menunjukkan pembaharuan, walaupun menggunakan istilah-istilah Trisakti. Dia menilai, tidak ada sesuatu yang mencerahkan pasar dan masyarakat.

"Indikatornya daya beli turun, padahal inflasi rendah. Harusnya ketika inflasi rendah daya beli naik. Tapi yang terjadi sebaliknya, karena itu pasti ada masalah," tegas Noorsy, Kamis (8/3).

Situasi ini, menurutnya, akan terus berjalan sampai 2019, karena ada ketidakmampuan otoritas fiskal dan moneter mengantisipasinya. Misalnya, sikap kebijakan ekonomi Trump, melakukan deglobalisasi ekonomi. Mengapa otoritas fiskal ini gagal, Ichsan mengatakan, karena mereka masih mengikuti pola kerja IMF dan Bank Dunia.

Ichsan mengatakan, IMF melihat kebijakan Trump sebagai risiko ketidakpastian. Artinya, kebijakan Indonesia pun masuk terbawa dalam suasana ketidakpastian. Jadi sudah salah fokus, salah jejak sehingga salah langkah berikut-berikutnya.

"Karena itu yang terjadi sekarang di Indonesia stagnan perekonomian. Jadi kalau masih mau terpilih lagi dengan cara lama, ya akan mengulang kesalahan," terang Ichsan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement