Selasa 06 Mar 2018 05:50 WIB

Menhub: Bekasi Itu Macetnya Luar Biasa

Menhub lapor ihwal kemacetan di kawasan Jabodetabek ke Luhut.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Pandjaitan, dan Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mensosialisasikan aturan ganjil genap di Pintu Masuk Tol Bekasi Barat, Senin (5/3).
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Pandjaitan, dan Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mensosialisasikan aturan ganjil genap di Pintu Masuk Tol Bekasi Barat, Senin (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyambangi Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan guna membahas sejumlah upaya mengatasi kemacetan di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

"Saya lapor ke Pak Luhut bahwa lalu lintas dari kota-kota (sekitar) ke Jakarta ini macet. Oleh karena itu saya akan bangun secara sistematis pengaturan jalan Bekasi-Jakarta, Bogor-Jakarta, Depok-Jakarta dan Tangerang-Jakarta," kata Budi seusai pertemuan di Kantor Kemenko Kemaritiman Jakarta, Senin (5/3).

Ia menjelaskan Kementerian Perhubungan akan melakukan riset dan pemetaan soal titik-titik pusat kemacetan menuju ibu kota dari kawasan sekitar. Dengan demikian, pihaknya akan dapat menentukan cara pengaturan yang sesuai dengan jenis kemacetannya.

Budi mencontohkan kawasan Bekasi yang menurutnya telah mengalami kemacetan luar biasa karena penggunaan jalannya melebihi kapasitas seharusnya. "Di Bekasi itu macetnya luar biasa karena 25 persen lebih besar dari kapasitasnya. Kendaraan umum dan truk juga dari kecepatan 70 km/jam menjadi 35 km/jam. Jadi macetnya sudah parah," katanya.

 

Baca juga,  Ganjil Genap Kurangi 40 Persen Macet.

 

Kondisi tersebut membuat Kementerian Perhubungan memberlakukan tiga upaya, yakni aturan ganjil-genap di pintu tol; pembatasan kendaraan berat; serta menyediakan jalur khusus bus agar headway (waktu antara angkutan) menjadi lebih singkat.

"Kami harapkan (dampaknya) signifikan. Kalau bagus kami bikin pagi sore. Kalau bagus lagi, Bogor kami lakukan (hal serupa). Tapi mungkin Bogor lain caranya karena Bogor itu kapasitasnya masih oke, masih 80 persen dari kapasitasnya," jelasnya.

Mantan Direktur Utama Angkasa Pura II itu mengatakan tiga upaya tersebut diharapkan dapat mengurangi kemacetan hingga 40 persen. "Itu hasil kajian BPTJ (Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek) sampai satu-dua tahun,"

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement