Sabtu 03 Mar 2018 17:50 WIB

NTB Ingin Jadi Laboratorium Ekonomi Syariah

Berbagai usaha berbasis syariah sudah mulai berkembang dalam beberapa tahun di NTB.

Bank NTB
Foto: www.bankntb.co.id
Bank NTB

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat berkeinginan agar daerahnya bisa menjadi laboratorium ekonomi syariah. Sebab berbagai kegiatan usaha berbasis syariah sudah mulai berkembang dalam beberapa tahun terakhir.

"Gubernur sudah menyatakan komitmennya menjadikan NTB sebagai laboratorium ekonomi syariah," kata Sekretaris Daerah NTB H Rosyadi Sayuti, pada gathering dalam rangka kesiapan jajaran pegawai Bank NTB untuk konversi menjadi Bank NTB Syariah, di Mataram, Sabtu (3/3).

Menurut dia, visi dari ekonomi syariah adalah menciptakan masyarakat yang benar-benar melaksanakan industri dan ekonomi, bahkan kehidupan sehari-hari dengan prinsip syariah.

"Seluruh aspek berdasarkan syariah. Mulai dari tidur, mandi, berbelanja dan aktivitas lainnya didasari syariah. Itu bukan hal yang tidak mungkin," ujarnya.

Lebih lanjut, Rosyadi mengatakan geliat ekonomi syariah di NTB, sudah terasa. Hal itu dibuktikan dengan kehadiran sejumlah bank syariah, seperti Bank Muamalat, BRI Syariah, BNI Syariah, Bank Mandiri Syariah, BTPN Syariah, dan terakhir membuka kantor cabang adalah BTN Syariah.

Bank NTB sebagai perusahaan daerah, kata dia, juga segera mengonversi diri dari bisnis dengan prinsip konvensional menjadi perbankan syariah. Rencananya akan resmi menjadi Bank NTB Syariah paling lambat Agustus 2018.

Hal itu menandakan bahwa masyarakat NTB sudah siap bertransaksi dengan menerapkan prinsip syariah.

"Setelah menjadi Bank NTB Syariah, maka industri lain perlu menerapkan prinsip syariah. Misalnya perdagangan, properti dan pariwisata," ucapnya.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTB Farid Faletehan, menyebutkan jika sudah menjadi Bank NTB Syariah, maka kontribusi perusahaan daerah itu sebesar 22 persen dari total share perbankan syariah di NTB yang akan mencapai kisaran 30 persen.

"Bank NTB akan memberikan kontribusi relatif besar terhadap pertumbuhan perbankan syariah dengan total aset mencapai Rp2 triliun," katanya.

Hal senada diutarakan Kepala Perwakilan BI NTB Achris Sarwani. Menurut dia, Bank NTB Syariah nantinya akan menopang aktivitas ekonomi berbasis Islami di daerah, di samping industri lainnya, seperti pengembangan konsep pariwisata halal.

Ia juga menyarankan agar konsep syariah segera dikembangkan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah. Pasalnya, pasar untuk wisata halal juga cukup diminati dan sudah diterapkan di beberapa negara.

"Harus dari sekarang disiapkan areal wisata halal di KEK Mandalika. Mumpung baru mulai membangun kawasannya," ujar Achris.

"Gathering" dalam rangka kesiapan jajaran pegawai Bank NTB untuk konversi menjadi Bank NTB Syariah, diikuti oleh seluruh direksi dan komisaris serta karyawan Bank NTB. Tujuannya untuk memperkuat komitmen hijrah dari konvensional ke syariah. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement