Jumat 02 Mar 2018 19:45 WIB

Investor Cina Minati Jembatan Batam-Bintan

Nilai proyek jembatan mencapai Rp 4 triliun.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nur Aini
Bendera Cina
Bendera Cina

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Jembatan sepanjang tujuh kilometer (km) yang menghubungkan Pulau Batam-Pulau Bintan, Kepulauan Riau digulirkan. Investor asing dikabarkan tertarik untuk berinvestasi dalam proyek senilai Rp 4 triliun tersebut.

"Investor dari Cina yang membangun Jembatan Suramadu untuk membangun Jembatan Batam-Bintan," kata Gubernur Kepri Nurdin Basirun, Jumat (3/2).

Jembatan ini menjadi salah satu infrastruktur yang dibutuhkan Kepri, terutama di tengah pertumbuhan penduduk di Kepri yang cukup besar. Jika kebutuhan infrastruktur tersebut semua terpenuhi, ia meyakini pertumbuhan ekonomi tidak hanya untuk Kepri saja, tetapi juga untuk pertumbuhan nasional.

Meski sudah ada investor yang menyatakan minat, pihaknya masih menunggu keputusan Pemerintah Pusat berupa skema kerja sama seperti apa yang cocok untuk investasi tersebut. Ia berharap, skema yang diberlakukan harus menguntungkan semua pihak. "Masyarakat untung, investor juga untung," ujar dia.

Adanya jembatan penghubung Batam - Bintan ini menjadi langkah awal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun Bendungan Busung di Bintan. Direktur Jenderal Sumber Daya Air Imam Santoso mengatakan, Bendungan Busung diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air baku masyarakat Batam dan sekitarnya. "Tapi kan di sana harus ada jembatan untuk mengangkut pipanya karena antarpulau," ujar dia.

Kebutuhan air baku masyarakat Batam tahun ini diperkirakan sama pada 2020 sebesar 4.500 liter per detik. Namun, masih ada kekurangan sekitar 750 liter per detik. Sebagai upaya menutup kekurangan tersebut, Bendungan Sei Gong di Kecamatan Galang dibangun dan diharapkan berfungsi akhir 2018 ini. Bendungan tersebut mampu mengalirkan air baku 400 liter per detik. "Jadi masih kurang 300-an lagi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement