Kamis 01 Mar 2018 15:36 WIB

Penurunan Harga Beras Redam Inflasi di Padang

Padang mengalami deflasi 0,09 persen dan Bukittinggi deflasi 0,22 persen.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Gita Amanda
Beras Nasional (ilustrasi)
Foto: Antara
Beras Nasional (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Penurunan harga beras dan bawang merah di Kota Padang dan Bukittinggi, Sumatra Barat, ternyata ampuh meredam laju inflasi yang disebabkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi pada Februari 2018. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, Kota Padang mengalami deflasi 0,09 persen pada Februari 2018 lalu. Sementara Kota Bukittinggi juga senasib, dengan angka deflasi 0,22 persen.

Secara tahun kalender, tingkat inflasi Kota Padang dan Bukittinggi hingga Februari 2018 masing-masing adalah 0,34 persen dan 0,52 persen. Sementara laju inflasi tahun ke tahun, capaian untuk Kota Padang dan Bukittinggi adalah 2,01 persen dan 2,13 persen.

Kepala BPS Perwakilan Sumatra Barat, Sukardi, menyebutkan bahwa deflasi yang terjadi baik di Padang dan Bukittinggi paling banyak didorong oleh penurunan indeks (harga) pada dua kelompok yakni bahan makanan dan kelompok transportasi. Padahal pada Februari 2018 lalu PT Pertamina (persero) memutuskan untuk menaikkan harga BBM non-subsidi. Kondisi ini sempat dikhawatirkan mampu melonjakkan angka inflasi.

"Tapi peran penurunan harga bahan makanan dan transportasi lebih besar di Padang dan Bukittinggi," ujar Sukardi, Rabu (1/3).

Catatan BPS, penurunan harga beras menyumbangkan persentase penurunan harga tertinggi di Kota Padang dengan angka -1,97 persen. Penurunan harga beras juga menyumbang angka deflasi hingga -0,1 persen. Sementara penyumbang deflasi lainnya adalah tarif angkutan udara, daging dan telur ayam ras, hingga gula pasir.

Kondisi yang nyaris sama terjadi di Kota Bukittinggi, dengan komoditas penyumbang deflasi tertinggi adalah bawang merah. Bawang merah mengalami penurunan harga hingga -14,70 persen dan menyumbang -0,13 persen terhadap perhitungan deflasi. Komoditas lainnya yang menyumbang deflasi di Bukittinggi adalah daging ayam ras, cabai merah, hingga jeruk nipis.

Di sisi komoditas penyumbang inflasi, kenaikan harga BBM sama-sama bertengger di posisi atas, baik di Padang dan Bukittinggi. Di Padang, kenaikan harga BBM menyumbang laju inflasi 'hanya' 0,03 persen. Sedangkan di Kota Bukittinggi, sumbangan kepada inflasi 'hanya' 0,04 persen.

"Tren sejak awal 2018, inflasi rendah. Mudah-mudahan tetap stabil. Sehingga kalau inflasi stabil di kisaran nol, maka inflasi tahun 2018 juga akan kecil secara kumulatif," jelas Sukardi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement